by Kaled Hasby Ashshidiqy - Espos.id News - Kamis, 29 Juli 2021 - 08:35 WIB
Esposin, WONOGIRI -- Koran Solopos edisi hari ini, Kamis (29/7/2021), mengulas tentang bertambahnya kasus kematian akibat Covid-19 di berbagai daerah kian mengkhawatirkan. Informasi ini menjadi bahasan utama dalam berita headline berjudul Fakta Kematian Soloraya.
Di Jawa Tengah, angka kematian yang sebenarnya diyakini jauh lebih besar daripada data pemerintah pusat.
Di Wonogiri, jumlah pemakaman dengan protokol kesehatan (prokes) pencegahan Covid-19 kembali menembus rekor selama pandemi. Pada Selasa (27/7/2021), ada 40 pemakaman dengan prokes di daerah itu.
Baca Juga: Pemerintah Perkuat Testing Covid-19 Hingga 400.000 per Hari, Kasus Positif Berpotensi Meningkat
"Belakangan ini semakin banyak pemakaman dengan prokes di Wonogiri. Kemarin (Selasa]. Pemakaman dengan prokes mencapai 40 kegiatan. Terbanyak selama pandemi," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri Bambang Haryanto, Rabu (28/7/2021).Meski pemakaman dilakukan dengan protokol kesehatan, Bambang tidak bisa memastikan apakah jenazah itu terkonfirmasi positif Covid-19 atau tidak.
Cuplikan berita lain yang hadi di Koran Solopos hari ini antara lain:
Baca Juga: Jelang SBBI Award 2021: Apresiasi Pengelola Brand yang Beradaptasi di Segala Situasi
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Solo, Totok Tavirijanto, mengatakan sebanyak 1.069 responden berpartisipasi dalam Survei Perilaku Masyarakat Pada Masa Pandemi Covid-19 2021. Jumlah ini melebihi yang ditetapkan BPS pusat, yakni 400 responden.
"Respondennya jauh melebihi target, dua kali lipat lebih. Sekarang ini tahapannya adalah pengolahan dan pencermatan. Tentunya dari 1.069 responden ini dilihat apakah ada yang bolong, ini yang sedang kami cermati," ujar dia kepada wartawan, Rabu (28/7/2021).
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Rumah Sewa Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Disperkim KPP) Kota Solo, Iswan Fitradias Pengasuh, mengatakan sebagian pengajuan sudah disetujui wali kota, sehingga mereka mendapatkan keringanan.
"Kami tidak tahu berapa jumlah yang masuk ke meja wali kota. Kami hanya menerima disposisi setelah pengajuannya disetujui," kata dia kepada Espos, Rabu (28/7/2021). Iswan menyampaikan mayoritas pengajuan yang disetujui adalah penyandang disabilitas karena mereka kehilangan pekerjaan di masa pandemi. Mereka tidak memiliki pendapatan tetap, bahkan untuk hidup sehari hari pun sulit.
Pada Mei-Agustus 2020 lalu, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo sempat membebaskan sewa rusunawa. Namun, setelah empat bulan, sewa kembali dikenakan.
Berbagai berita pilihan yang dimuat di Koran Solopos Hari Ini bisa Anda simak di Espos Premium.