news
Langganan

Solopos Hari Ini : Biaya Kuliah Bersaing dengan Biaya Hidup - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Tim Solopos  - Espos.id News  -  Jumat, 2 Februari 2024 - 08:36 WIB

ESPOS.ID - Koran Solopos edisi Jumat (2/2/2024).

Esposin, SOLO--Ulasan tentang polemik soal uang kuliah tunggal (UKT) di perguruan tinggi negeri belakangan kembali marak diangkat menjadi headline Harian Umum Solopos edisi Jumat (2/2/2024). Apalagi lantaran adanya opsi untuk menggunakan pinjaman daring atau pinjaman online (pinjol) sebagai sumber pembayaran.

Diberitakan Solopos hari ini, hal itu memantik perhatian pada biaya yang harus dikeluar­kan untuk menjalani kuliah. Selain biaya kuliah, ada pula beberapa kom­­ponen biaya hidup yang harus di­pertimbangkan. Padahal biaya kuliah saja menunjukkan tren ke­­naikan dari tahun ke tahun.

Advertisement

Bah­­­kan biaya hidup seringkali le­­bih mahal dibandingkan biaya ku­liah yang harus dibayarkan. Tak jarang mahasiswa sampai perlu mengajukan penundaan pelunasan pembayaran uang kuliah karena masalah ekonomi. Salah satunya diungkapkan oleh mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Muhammad Al­­di Setyawan, 23, saat diitemui Es­­pos, Kamis (1/2/2024).

Warga Wo­­nogiri ini mengaku pernah me­ngajukan permohonan penundaan pembayaran uang kuliah tunggal (UKT) saat pandemi Covid-19 lalu ka­rena kesulitan ekonomi keluarga. “Jadi bayar UKT 50% dulu sesuai jadwal, 50% lagi dua sampai tiga bulan setelahnya,” ujar Aldi. Dia juga mengakuan keringanan UKT dengan syarat dari keluarga tidak mampu.

Advertisement

Warga Wo­­nogiri ini mengaku pernah me­ngajukan permohonan penundaan pembayaran uang kuliah tunggal (UKT) saat pandemi Covid-19 lalu ka­rena kesulitan ekonomi keluarga. “Jadi bayar UKT 50% dulu sesuai jadwal, 50% lagi dua sampai tiga bulan setelahnya,” ujar Aldi. Dia juga mengakuan keringanan UKT dengan syarat dari keluarga tidak mampu.

Jumlah UKT yang harus dia bayarkan tiap semester sebesar Rp2,1 juta dari nominal normal sebesar Rp3 juta. Karena diterima di jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) pada 2018, dia tidak harus membayar sumbangan pengembangan institusi. Selain UKT, dia harus mengeluarkan biaya indekos.

Jangan Lengah Soal DBD

BOYOLALI—Demam berdarah dengue (DBD) masih terus menjadi ancaman. Bahkan sudah ada sejumlah pasien DBD yang meninggal dunia yang kesemuanya anak-anak. Di Boyolali, tercatat satu anak perempuan me­ninggal dunia pada awal Januari 2024.

Ber­dasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, anak perempuan yang meninggal tersebut warga Desa Kalinanas, Wonosamodro, PRH, berusia 12 tahun. Ia sempat dirawat di RSUD Salatiga pada 7 Januari 2024 sebelum akhirnya meninggal dunia pada 12 Januari 2024. Kepala Dinkes Boyolali, Puji Astuti, meng­ungkapkan PRH meninggal dunia karena Dengue Shock Syndrome (DSS) atau keterlambatan penanganan.

Advertisement

“Ini lebih tinggi dari kenaikan indeks harga yang dibayar petani [Ib], yang mengalami kenaikan 0,62%,” kata Amalia saat menyampaikan rilis BPS, Kamis (1/2/2024). BPS mencatat empat komoditas yang dominan memengaruhi kenaikan indeks harga yang diterima petani adalah gabah, jagung, tomat, dan karet.

Sebagai catatan, NTP dihitung dari rasio harga antara harga yang diterima petani dan harga yang dibayar petani, sehingga NTP dinilai merupakan ukuran kemampuan daya beli/daya tukar petani terhadap barang yang dibeli petani. Peningkatan NTP dinilai menunjukkan peningkatan kemampuan riil petani dan mengindikasikan peningkatan kesejahteraan petani.

Penumpang Makin Sedikit, Agen Bus Mengeluh

KLATEN – Agen bus di wilayah Bendogantungan, Desa Sumberejo, Kecamatan Klaten Selatan, Kabupaten Klaten mengeluh karena jumlah calon penumpang yang memesan tiket menurun, bahkan makin sedikit dari hari ke hari.

Penyebab utama adalah setelah bus tak boleh menaikkan dan menurunkan penumpang di simpang tiga Bendogantungan. Para agen bus di Bendogantungan tergabung dalam sebuah paguyuban. Kabar tentang larangan bus antarkota antarprovinsi atau AKAP menaikkan dan menurunkan penumpang di wilayah Bendogantungan itu diperoleh para agen beberapa bulan lalu.

Advertisement

Mereka awalnya mendapatkan informasi larangan itu dari kru bus yang kini tak bisa menaikkan penumpang di luar terminal. Mereka mempertanyakan mengapa di area Bendogantungan mereka tidak boleh menaikkan penumpang bus AKAP jurusan Jakarta maupun Sumatra. “Kami hanya minta keadilan. Semua teman-teman agen bus ini tidak hanya satu tahun atau lima tahun [menjalankan usaha sebagai agen bus],” kata salah seorang pengelola agen bus di Bendogantungan, Kristiana Warsino, 56, saat ditemui wartawan di kiosnya akhir pekan lalu.

Simak berita di Koran Solopos edisi hari ini, Jumat (2/2/2024), lewat gawai Anda dengan mengakses koran.espos.id. Untuk memulai berlangganan silakan daftar ke Solopos ID dengan harga mulai Rp9.999. Berlangganan Solopos ID, Anda bisa mengakses berita Koran Solopos lewat gadget, membaca konten khas Esposin yaitu Espos Plus, serta menikmati semua berita di Esposin tanpa gangguan iklan.

Bila ada pertanyaan atau kendala mengenai Solopos ID, Anda bisa mengakses Pusat Bantuan atau menghubungi WhatsApp pusat layanan pelanggan SoloposID di 081548554656.

Advertisement
Rohmah Ermawati - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif