by Kaled Hasby Ashshidiqy - Espos.id News - Sabtu, 21 Agustus 2021 - 12:32 WIB
Esposin, SOLO -- Anak-anak menjadi salah satu pihak yang terdampak parah akibat pandemi Covid-19. Koran Solopos edisi hari ini, Sabtu (21/8/2021), mengangkat isu ini sebagai sajian utama bersama sejumlah erita lainnya.
Berikut cuplikaan beberapa berita di Koran Solopos hari ini:
Laporan terbaru Unicef yang dirilis pada Jumat (20/8/2021) menyebutkan anak dan remaja di Indonesia menghadapi dampak sekunder yang meluas dan pandemi. Dalam laporan berjudul "Towards a child-focused Covid-19 response and recovery: A Call to Action" tersebut, pandemil dinyatakan menghambat pendidikan jutaan pelajar. Pandemi juga membatasi akses penting ke pelayanan kesehatan, gizi, dan perlindungan.
Baca Juga: Muhammad Kece Buka Suara Setelah Dikecam MUI
Selain itu, banyak keluarga yang harus berjuang keras untuk mempertahankan kondisi keuangan. Pandemi juga memperparah. ketimpangan yang sudah ada, khususnya terkait gender, kemiskinan, dan disabilitas. Situasi ini berdampak signifikan terhadap perkembangan anak."Sudah setahun lebih kita berada di tengah pandemi, dan anak sertal remaja di seluruh Indonesia tengah menghadapi situasi normal baru yang. menantang," ujar Unicef Representative Debora Comini.
Pengadaan tanah berlangsung 476 hari setelah Surat Keputusan (SK) Pengadaan Lahan ditandatangani. "Saat ini sudah dilakukan tahapan komunikasi publik dan pengumuman kepada masyarakat," terang Camat Banjarsari, Beni Supartono Putro, kepada wartawan, Jumat (20/8/2021).
Baca Juga: 3 Pesilat PSHT Kartasura Diserang Kelompok Misterius, 2 Di Antaranya Luka Kena Sabetan Sajam
Beni mengatakan secara umum tidak ada komplain dari masyarakat terkait pengadaan lahan tersebut. Pemilik lahan terdampak menerima aset mereka menjadi bagian dari proyek nasional. Terlebih, nilai ganti dipastikan lebih besar. Lahan yang terdampak seluas 6.081.789 meter persegi. Lahan itu berada di empat kelurahan.Sementara, jumlah pasien asal Solo yang dikirim ke Asrama Haji Donohudan (AHD) Boyolali hingga 19 Agustus tersisa 31 orang. Saat ini, ada 41 orang di SMPN 25, SMPN 6 ada 9 orang, Ibis satu orang, SDN Panularan - 18 orang, dan SDN Cengkil 8 orang.
Ketua Pelaksana Satgas Penanganan Covid-19 Solo, Ahyani, mengakui kondisi isolasi terpusat yang mulai kosong menunjukkan catatan kasus yang mulai menurun. Kendati begitu, pihaknya tak ingin masyarakat abai dan tidak mematuhi protokol kesehatan.
"Iya, kasus mulai turun, memang begitu. Harapannya bisa segera ditutup semua dan bisa kembali berfungsi untuk yang lain," jelasnya, Jumat (20/8/2021).
Berbagai berita pilihan yang dimuat di Koran Solopos Hari Ini bisa Anda simak di Espos Premium.