Esposin, SOLO -- Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, mengaku tidak puas dengan jawaban rivalnya, Prabowo Subianto, terkait penyelesaian kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berat di masa lalu. Pertanyaan itu dilontarkan Ganjar pada debat pertama capres 2024 yang digelar KPU, Selasa (12/12/2023) malam.
"Tidak (puas). Orang saya tidak mendapatkan jawaban," kata Ganjar saat wawancara eksklusif di kediamannya, Jalan Taman Patra Raya, Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu (13/12/2023).
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
Ganjar mengatakan dirinya berkomitmen menyelesaikan kasus pelanggaran HAM berat masa lalu. Hal tersebut penting agar siapa pun kandidat yang mengikuti pemilu di periode berikutnya tidak dikaitkan dengan kasus HAM lagi.
"Kan tugas kami menyelesaikan. Menyelesaikan itu ada yang suka, ada yang tidak, tapi mesti diselesaikan," ujarnya sebagaimana dilansir Antara.
Mantan Gubernur Jawa Tengah itu menegaskan bahwa pertanyaan yang diajukannya itu bukan untuk mendiskreditkan pihak tertentu. "Nah sekarang karena tidak ada (jawaban), dikira itu tendensius, tidak," ungkap Ganjar.
Oleh karena itu, Ganjar berharap agar Prabowo bisa menjawab pertanyaannya mengenai kasus pelanggaran HAM masa lalu. "Tapi karena tidak menjawab, it's okay. Ini akan keluar terus karena tidak pernah ada keputusan," tegasnya.
Adapun dalam debat perdana capres di Kantor KPU RI, Jakarta, Ganjar sempat bertanya ke Prabowo mengenai komitmennya untuk menyelesaikan kasus pelanggaran HAM berat masa lalu jika terpilih di Pilpres 2024.
Ganjar menyebutkan terdapat 12 kasus pelanggaran HAM berat mulai dari peristiwa 1965-1966, peristiwa Talangsari 1989 hingga peristiwa Wamena 2003.
Dia menjelaskan tahun 2009 DPR sudah mengeluarkan empat rekomendasi untuk presiden, yakni membentuk pengadilan HAM Ad Hoc. Kemudian, menemukan 13 korban penghilangan paksa, memberikan kompensasi dan pemulihan, dan meratifikasi konvensi anti penghilangan paksa sebagai upaya pencegahan.
"Kalau Bapak (Prabowo) di situ apakah akan membuat pengadilan HAM dan membereskan rekomendasi DPR?" tanya Ganjar.
"Pertanyaan kedua, di luar sana menunggu banyak ibu-ibu. Apakah bapak bisa membantu menunjukkan di mana kuburnya yang hilang agar mereka bisa berziarah?" tanya dia.
Pertanyaan tersebut pun langsung dijawab Prabowo. Dia mengatakan, dirinya sudah berkali-kali memberikan jawaban.
“Pak ganjar, 2009 sekian tahun yang lalu dan masalah ini ditangani oleh calon wakil presiden Anda. Jadi apalagi yang ditanya ke saya. Saya sudah menjawab berkali-kali, ada rekam digital juga. Tiap 5 tahun, kalau polling saya naik, ditanya lagi tentang itu. Bapak tahu data kan,” jelas Prabowo di acara Debat Capres 2024 yang disiarkan langsung di kanal Youtube KPU RI.
Pada kesempatan itu, Prabowo mengaku sebagai pihak yang sangat keras membela hak asasi manusia sehingga dia meminta kepada Ganjar Pranowo untuk tidak melakukan politisasi HAM.
“Jadi saya katakan, saya merasa bahwa saya yang sangat keras membela hak asasi manusia. Nyatanya dulu orang-orang ditahan, yang katanya saya culik, nyatanya sekarang ada di pihak saya, membela saya. Jadi masalah HAM, jangan dipolititasi Mas Ganjar,” pinta Prabowo.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) KPU menyelenggarakan debat pertama capres-cawapres Pilpres 2024 di Jakarta, Selasa, dengan tema pemerintahan, hukum, HAM, pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, peningkatan layanan publik, dan kerukunan warga.
Debat diikuti tiga pasangan capres-cawapres yakni nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud Md. Rangkaian debat akan dilanjutkan pada 22 Desember 2023, 7 Januari 2024, 21 Januari 2024, dan 4 Februari 2024.