by Newswire - Espos.id News - Kamis, 22 April 2021 - 09:26 WIB
Esposin, JAKARTA -- Kapal selam KRI Nanggala-402 hingga Kamis (22/4/2021) pagi belum ditemukan setelah hilang kontak dalam misi latihan gabungan, Selasa (20/4/2021) pukul 03.00 WITA.
Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, menyebut lokasi kejadiannya di 60 mil laut utara Pulau Bali atau di utara Kabupaten Buleleng. Kawasan itu menjadi salah satu perairan yang cukup ramai pelayarannya.
Sepanjang sejarah TNI dan TNI AL, kejadian-kejadian terkait dengan kapal selam TNI AL termasuk yang paling tidak diungkap kepada publik. Kecuali hal-hal yang sifatnya seremonial dan inovasi-inovasi yang sifatnya mendasar. Pasalnya, kapal selam merupakan salah satu arsenal militer suatu negara yang kehadirannya sangat diperhitungkan di kawasan.
Baca Juga: Hilang, Kapal Selam KRI Nanggala-402 Dicari Pakai Deteksi Bawah Air
Karakter dasarnya yang menyelam di kedalaman dan sangat sulit dideteksi lokasinya serta kerahasiaan pada sistem kesenjataan serta misi yang sedang dijalankan, membuat semuanya menjadi serbarahasia.Berikut fakta-fakta tentang KRI Nanggala-402:
Pada masa pemerintahan Orde Lama, Indonesia memiliki armada kapal selam yang disegani dalam jumlah cukup banyak, yaitu 12 unit dari kelas Whiskey buatan Uni Soviet yang beroperasi mulai 1959 hingga 1962. Mereka turut dikerahkan dalam Operasi Trikora yang berujung pada kembalinya Irian Barat kepada Indonesia.
Baca Juga: Kemenhan: Ditemukan Tumpahan Minyak Jejak Kapal Selam KRI Nanggala
Kapal selam buatan Korea Selatan ini juga dibeli Indonesia dalam skema yang semula adalah enam unit. Indonesia juga membangun kapal selam Changbo-Go ini di dermaga PT PAL, Surabaya. Tiga dari kapal selam kelas Changbo-Go ini telah hadir di Tanah Air, yaitu KRI Nagapasa-403, KRI Ardadedali-404, dan KRI Alugoro-405.
Adapun total daya yang mampu dihasilkan adalah 5.000 shaft horse power. Sedangkan kehadiran baterai-baterai listriknya membuat dia mampu menyimpan daya listrik, yang dayanya disuplai empat generator mesin diesel MTU supercharged.
Baca Juga: Kapal Selam TNI AL yang Hilang di Bali Berisi 53 Orang
Baterai-baterai listrik itu mengambil sekitar 25 persen bobot total kapal selam yang secara keseluruhan adalah 1.395 ton (maka dinamai Type 209/1300 karena ada juga Type 209/1200 dan Type 209/1400). Secara dimensi, panjang keseluruhan Type 209/1300 adalah 59,5 meter, diameter luar 6,3 meter, dan diameter dalam 5,5 meter.
Empat belas torpedo 21 inci/533 mm dalam delapan tabung menjadi andalan utama sistem kesenjataannya, yang pada tahun 2021 akan diuji kebolehannya pada latihan puncak di perairan utara Pulau Bali itu. Dari tabung torpedo yang sempit itulah dapat juga menjadi wahana peluncuran manusia-manusia katak untuk misi penyusupan di belakang garis pertahanan musuh, suatu cara aksi yang berisiko tinggi sebetulnya.
Baca Juga: Latihan Rudal di Perairan Bali, Kapal Selam TNI AL Hilang Kontak
Di antara kesertaannya, pada tahun 2002, KRI Nanggala-402 terlibat dalam latihan gabungan TNI AL-Angkatan Laut Amerika Serikat, CARAT-8/02 pada 27 Mei—3 Juni 2002, di perairan Laut Jawa, Selat Bali, dan Situbondo. Pada tahun 2004 terlbat dalam Latihan Operasi Laut Gabungan XV/04 di Samudra Hindia pada tanggal 8 April hingga 2 Mei 2004. Di situlah KRI Nanggala-402 dengan torpedo SUT-nya menenggelamkan bekas KRI Rakata, kapal tunda samudra buatan 1942.
Mengacu pada daftar nama komandan yang beredar, saat ini komandan KRI Nanggala-402 adalah Letnan Kolonel Pelaut Ansori yang mengemban tugas itu sejak 2019.