by Bc - Espos.id News - Rabu, 3 Februari 2021 - 20:45 WIB
Esposin, JAKARTA – Laporan Dampak Ruangguru 2020 menyebutkan, ada lebih dari 22 juta masyarakat Indonesia yang telah menerima dampak positif. Baik melalui bantuan sosial pendidikan, atau melalui hasil inovasi produk berkelanjutan selama masa pandemi.
Selain itu, Ruangguru juga memberikan akses peningkatan keterampilan mengajar kepada lebih dari 300.000 guru, serta mendampingi 500 komunitas guru dan keluarga yang tersebar di Indonesia.
Menurut Pendiri dan Direktur Ruangguru, Belva Devara, 2020 adalah ujian bagi kita semua. Pandemi memaksa untuk tetap berkarya, bahkan di tengah keterbatasan. Kegiatan belajar juga tidak boleh berhenti dan guru memiliki peranan besar dalam kesuksesan kegiatan belajar mengajar.
“Semangat inilah yang mendorong kami untuk berkontribusi melalui kekuatan kami, yaitu teknologi. Laporan Dampak Ruangguru 2020 adalah upaya kami untuk menilai efektivitas dan dampak yang tercipta dari seluruh program, inisiatif, serta produk dan layanan yang diberikan oleh Ruangguru. Fakta bahwa lebih dari 22 juta masyarakat Indonesia baik dari kalangan pelajar dan guru merasakan dampak positif dari kerja keras kami. Merupakan hal yang menggembirakan bagi seluruh tim Ruangguru. Di 2021, kami akan menggunakan apa yang telah kami pelajari pada tahun 2020, untuk terus berkembang. Juga berinovasi dan berkolaborasi untuk menorehkan dampak positif di Indonesia,” ujar Belva Devara.
“Semangat inilah yang mendorong kami untuk berkontribusi melalui kekuatan kami, yaitu teknologi. Laporan Dampak Ruangguru 2020 adalah upaya kami untuk menilai efektivitas dan dampak yang tercipta dari seluruh program, inisiatif, serta produk dan layanan yang diberikan oleh Ruangguru. Fakta bahwa lebih dari 22 juta masyarakat Indonesia baik dari kalangan pelajar dan guru merasakan dampak positif dari kerja keras kami. Merupakan hal yang menggembirakan bagi seluruh tim Ruangguru. Di 2021, kami akan menggunakan apa yang telah kami pelajari pada tahun 2020, untuk terus berkembang. Juga berinovasi dan berkolaborasi untuk menorehkan dampak positif di Indonesia,” ujar Belva Devara.
Baca juga: Pemerintah Butuh 20.000 Mahasiswa untuk Mengajar di Daerah Tertinggal, Berminat?
“Saat ini, pembelajaran daring memiliki penerimaan yang lebih baik di antara para pelajar sekolah dan pelajar sepanjang hayat, dan sudah lebih banyak guru di Indonesia yang berhasil meningkatkan keterampilan mereka untuk mengajar jarak jauh. Peningkatan pengguna sebesar 7 juta pengguna, dari 15 juta ke 22 juta pengguna, di tahun 2020 merupakan kepercayaan besar yang diberikan oleh masyarakat Indonesia kepada kami. Kami akan terus berupaya untuk menghadirkan inovasi berdampak bagi pendidikan berkualitas di Indonesia,” tambah Iman Usman.
“Mulai 2018 Pemerintah Kabupaten Banyuwangi bermitra dengan Ruangguru dalam melaksanakan program beasiswa. Berupa pendampingan akses belajar daring untuk para siswa yang juga dilengkapi dengan beberapa fasilitas. Seperti belajar gratis, motivasi, konseling, dan rangkaian program lain dari Ruangguru. Pendekatan holistis ini mencetak capaian hasil positif setelah diukur menggunakan Try Out (TO). Ada peningkatan nilai sebesar 32% di antara para siswa SD dan SMP yang berpartisipasi dalam program. Semoga bekal ini dapat memacu generasi muda Banyuwangi untuk berinovasi memajukan daerahnya,” tutur Azwar Anas.
Baca juga: Terkait Program Jateng di Rumah Saja, Paguyuban Pedagang Pasar Wonogiri: Apakah Efektif?
“Alhasil, kompetensi guru yang diukur menggunakan Try Out Uji Kompetensi Guru (TO UKG) meningkat sebesar 56% dan proporsi guru yang berhasil meraih nilai TO UKG di atas nilai rata-rata UKG Nasional 2015 naik sebesar 63%. Kami optimis guru-guru tersebut dapat menjadi jawara daerah dan turut menebarkan ilmu yang mereka dapatkan kepada rekan sejawatnya. Sehingga terus meningkatkan kualitas pendidikan di Padang Panjang,” kada Fadly Amran.
Head of Public Policy Ruangguru, Amri Ilmma menyebutkan bahwa laporan Dampak Ruangguru 2020 disusun dengan menggabungkan berbagai macam metode kuantitatif dan kualitatif terhadap penerima program dan pengguna produk. Secara kuantitatif, penilaian tingkat engagement akses di aplikasi, tingkat partisipasi dan keaktifan peserta, dan tingkat kepuasan peserta.
“Kami juga melaksanakan evaluasi belajar di awal dan di akhir program untuk melihat perubahan kompetensi peserta, baik secara kognitif maupun afektif. Asesmen kualitatif juga kami laksanakan secara berkala. Melalui diskusi kelompok, wawancara mendalam dan survei kualitatif kepuasan program. Kami berharap Laporan Dampak Ruangguru dapat menjadi masukan berbasis bukti. Sehingga dapat digunakan oleh publik secara luas untuk berkontribusi ke dalam sektor pendidikan,” imbuh Amri Ilmma.