by Mediani Dyah Natalia Jibi Harian Jogja - Espos.id News - Jumat, 16 Maret 2012 - 10:35 WIB
Tidak hanya lezat untuk makanan, minuman atau permen, asam jawa ternyata juga bisa dimanfaatkan sebagai penghantar dan penyimpan listrik.
Bahkan jika dikeringkan terlebih dulu, pasta asam jawa dapat menghidupkan listrik dan bertahan selama sembilan hari tanpa henti.
Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UIN Sunan Kalijaga, Rodli Abdul Latif menjelaskan eksperimen ini bermula dari teori ilmu biologi yang telah dipelajari. Dalam pembelajaran tersebut ia mengetahui jika asam jawa memiliki basa yang kuat dan bersifat elektrolit sehingga mampu menjadi penghantar listrik.
Merujuk pengetahuan tersebut, ditambah referensi riset yang ada, baik dengan memanfaatkan buah belimbing sayur, markisa, labu maupun air buah kelapa, ia memberanikan diri melakukan uji coba asam jawa bersama kedua rekan.
“Dari uji coba diketahui jika PH asam jawa antara 2,1-2,3, sedangkan belimbing sayur hanya 1,8. Jelas bahwa reaksi asam jawa yang lebih mengakibatkan reaksi yang tinggi pula,” papar dia.
Dari tiga gelas media asam jawa, kekuatan listrik yang mampu dihasilkan berkisar 2,84 volt-3 volt serta 50 mikroampler. Tenaga ini disebutnya dapat menghantarkan listrik untuk kebutuhan skala kecil seperti jam dinding dan beker untuk tiga hari.
Berbekal penelitian ini, ia dan kedua rekannya melaju mengikuti Kompetisi Inovasi Agroteknologi di IPB pada November 2011. Dalam perlombaan ini, timnya harus puas menjadi tujuh besar finalis.
Kekalahan ini tidak menghentikan langkah Rodli. Ia mengaku akan terus berusaha mengembangkan penelitian agar mampu menghasilkan riset yang lebih baik. Dari pengamatan lanjut, ia berusaha fokus pada pembinaan media elektrolit.
“Setelah beberapakali penelitian, saya menemukan jika media yang dipergunakan cair, seperti jus asam jawa yang saya dan teman-teman pergunakan sebelumnya mengakibatkan reaksi asam jawa lebih cepat. Sehingga elektroda mudah korosi atau berkarat,” paparnya.
Untuk mengakali media asam jawa, ia menambahkan bubuk agar-agar ke dalam adonan jus. Jelly ini, imbuh dia, kekuatan listrik yang dihasilkan relatif lebih lama yakni menjadi lima hari. Namun, karena jelly asam jawa masih memiliki potensi mencair, Rodli mengatakan elektroda tetap mudah berkarat.
Berusaha untuk menghasilkan yang terbaik, akhirnya mahasisw angkatan 2009 ini berusaha melakukan varian lain, yakni dengan memanggang asam jawa menggunakan suhu 40 derajat celsius selama 24 jam. “Dan pasta asam jawa ini mampu menghasilkan listrik untuk sembilan hari atau lebih,” jelasnya.
Kegagalan diakui dia sempat dirasakan tahun lalu. Namun, pada awal tahun ini ia justru merengguk keberhasilan karena kerja kerasnya membuahkan hasil dengan menjadi peraih beasiswa Peneliti, Penulis, Pencipta, Seniman, Wartawan, Olahragawan (P3SWOT) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). (ali)