by Redaksi - Espos.id News - Jumat, 29 April 2011 - 12:57 WIB
Meski begitu, Sohibuddin tidak meyakini jika ajaran NII bisa masuk dan menyebar di wilayah Madura, khususnya Pamekasan. Sebab tradisi keislaman yang kokoh di kalangan orang Madura, tetap terpelihara dan terpatri di setiap relung pemuda Madura.
"Jangankan para tetua, di kalangan anak muda sekalipun, tradisi menjunjung tinggi sunah Rasulullah Muhamad tetap terpatri dan dipelihara dengan baik. Saya kok sangat yakin jika faham NII bakal kandas di daratan Madura," tandas Sohibuddin, Jumat (29/4/2011).
Saat berbincang di ruang kerjanya di Kampus UIM Desa Betet Kecamatan Kota Pamekasan, Sohibuddin tampak tegas mengantisipasi masuknya kelompok radikal NII ke kampusnya. Itu sebabnya, mantan calon Wakil Bupati Pamekasan itu, akan memecat mahasiswanya jika terlibat gerakan NII.
Sohibuddin menilai, gerakan NII mengancam keutuhan berbangsa dan NKRI. "Gerakan radikal itu telah berbuat makar untuk menggulingkan negara yang sah. Jika dibiarkan membesar, bukan tidak mungkin bakal ada kegaduhan nasional," tandas Sohibuddin.
Untuk memagari mahasiswanya yang berjumlah 2.511 orang mahasiswanya dari pengaruh ajaran NII, Sohibuddin meminta para dosen untuk mensosialisasikan bahaya laten bernama NII kepada mahasiswanya.
"Para dosen saya, telah melaksanakan sosialisasi bahayanya NII saat memberi perkuliahan di kelas-kelas," sambungnya.
Selain itu, kampus UIM yang terintegrasi dengan Pondok Pesantren Miftahul Ulum Betet itu, memasukkan mata kuliah kurikulum lokal yang menanamkan pengetahuan terkait bahayanya ajaran Islam yang menyebal dan radikal.
(dtc/tiw)