news
Langganan

Ratusan Mahasiswa UNS Gelar Aksi, Ini Tuntutannya - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Ahmad Kurnia Sidik  - Espos.id News  -  Senin, 13 Mei 2024 - 21:40 WIB

ESPOS.ID - Mahasiswa berkumpul di Gedung Audotorium G.P.H. Haryo Mataram Universitas Sebelas Maret Solo, Senin (13/5/2024). Mereka mempertanyakan kenaikan uang kuliah tunggal (UKT). (Solopos.com/Joseph Howi Widodo)

Esposin, SOLO – Ratusan mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo yang tergabung dalam aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-UNS menggelar aksi menyuarakan tuntutan Keadilan Penambahan Golongan UKT di depan Gedung Rektorat UNS, Senin (13/5/2024) siang.

Pantauan Esposin di lokasi, ratusan mahasiswa itu berjalan dari arah boulevard depan UNS menuju Gedung Rektorat UNS sekitar pukul 14.30 WIB. Mereka mengenakan jaket almamater dan membawa banyak spanduk yang berisikan tuntutan mereka sembari menyanyikan lagu Darah Juang.

Advertisement

Salah satu spanduk bertuliskan “UKT Jahat Kebijakan Cacat", atau spanduk lainnya bertuliskan, “UKT Elit, Gedung Sulit".

Sesampainya di depan Gedung Rektorat UNS, salah satu mahasiswa Fakultas Pertanian yang menjadi salah satu orator, Muhammad Azzar menyampaikan beberapa tuntutannya.

“Kami datang ke sini dengan damai dan ingin menuntut kejelasan dan transparansi UKT kepada pihak rektorat,” kata Azzar saat orasi di depan Gedung Rektorat UNS, Senin (13/5/2024).

Advertisement

Berdasarkam informasi yang dihimpun Esposin, secara lengkap yang menjadi tuntutan aksi mahasiswa siang itu setidaknya ada 8 poin, di antaranya:

1. Menuntut dan mendesak Rektorat agar meninjau ulang surat keputusan (SK) terkait uang kuliah tunggal (UKT) dan iuran pengembangan institusi (IPI) di UNS.

2. Menuntut dan mendesak Rektorat agar menghapus UKT Golongan 9 dan menurunkan tarif agar terjangkau mahasiswa dari berbagai latar belakang ekonomi.

3. Menuntut dan mendesak Rektorat menambahkan kebijakan IPI dengan nominal Rp0 dan merevisi kebijakan IPI untuk memberi kesempatan terhadap semua masyarakat dalam menempuh pendidikan tinggi.

Advertisement

4. Menuntut dan mendesak Rektorat untuk melakukan transparansi dalam proses penentuan nominal UKT dan IPI dengan memastikan partisipasi aktif dan bermakna bagi mahasiswa.

5. Menuntut dan mendesak Rektorat agar mengeluarkan SK larangan pemungutan biaya dalam penggunaan fasilitas dan layanan untuk mahasiswa.

6. Menuntut dan mendesak Rektorat untuk meningkatkan kualitas sarana dan prasarana serta transparansi alokasi dana berdasarkan blueprint pembangunan UNS yang bisa diakses publik.

7. Menuntut dan mendesak Rektorat untuk memudahkan administrasi penundaan dan keringanan UKT.

Advertisement

8. Menuntut dan mendesak Rektorat pengembalian kebijakan jaket almamater ke dalam UKT.

Aksi di depan Gedung Rektorat UNS itu tidak berlangsung lama, karena para mahasiswa diajak oleh pihak Rektorat agar duduk bersama di Gedung Auditorium UNS dengan alasan akan mendapat penjelasan dengan detail terkait tuntutan mereka. Dan mereka pun bersedia.

Di dalam Gedung Auditorium UNS, bersama mahasiswa tampak hadir Plt. Wakil Rektor Akademik dan Kemahasiswaan, Ahmad Yunus, Plt. Wakil Rektor Umum dan SDM, Muhtar, beserta beberapa pejabat UNS lainnya. Muhtar dalam aksi itu menjawab beberapa tuntutan para mahasiswa.

Menurut dia, UKT Golongan 1 hingga 8 sejak 2016 hingga 2024 tidak pernah naik.

Advertisement

“2024 ada Permendikbud nomor 2 tahun 2024 tentang standar satuan biaya operasional. Untuk mengakomodasi orang tua dengan penghasilan tinggi kami siapkan ruang di situ,” kata Muhtar saat audiensi bersama mahasiswa di Gedung Auditorium UNS, Senin (13/5/2024).

Dari situ pula muncullah kenaikan UKT Golongan 9. Alasannya karena biaya kuliah tunggal (BKT) sangat tinggi, menurut Muhtar. Di saat yang bersamaan, biaya operasional UNS, lanjut dia, dengan pola saat ini juga mengalami peningkatan.

“Kebutuhan UNS dengan pola sekarang ,potensi penurunannya Rp12 miliar tahun 2024 ini pendapatnya dengan pola sekarang, dan UKT tidak ada yang melebihi BKT yang ditentukan Permendikbud,” kata dia.

Terkait IPI yang tinggi bagi beberapa mahasiswa, menurut dia, karena memang ada mahasiswa yang memilih nominal tertinggi secara langsung.

“Waktu kami telusuri, orang tua mahasiswa yang memilih IPI tertinggi itu karena memang dia memilih begitu dan orang tuanya penghasilannya juga tinggi,” kata dia.

Untuk almamater, Muhtar menjelaskan bahwa saat ini tidak ada kebijakan untuk wajib membeli almamater, mahasiswa boleh meminjam almamater dari teman ataupun kakak tingkat jika ada kegiatan formal yang membutuhkan almamater.

Advertisement

Terakhir perihal biaya peminjaman gedung ataupun fasilitas lainnya, kata Muhtar, “Kalau ada pungutan biaya, sampaikan. Dan kami akan langsung mengembalikan,” jelas dia.

Advertisement
Ahmad Mufid Aryono - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Kata Kunci : UNS Solo BEM UNS Solo UKT
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif