by Dika Irawan Jibi Bisnis - Espos.id News - Sabtu, 11 April 2015 - 14:15 WIB
Esposin, JAKARTA - Pidato Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri di Kongres PDIP ihwal penumpang gelap dinilai bukan ditujukan ke Presiden Joko Widodo, melainkan sejumlah pihak yang mencari kesempatan dari Jokowi.
"Bukan ke Jokowi. Ada gula ada semut ada banyak pula penumpang gelap," kata pengamat psikolog politik Universitas Indonesia Dewi Haroen pada diskusi di Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (11/4/2015).
Dia menilai saat ini tak sedikit pendukung presiden dahulunya merupakan penentang, yang berbalik mendukung ketika ada peluang untuk kepentingan pribadinya.
Menurut Dewi, tidak beralasan pula jika penumpang gelap itu ditujukan ke partai yang tergabung dalam koalisi maupun oposisi.
Sebab, kata Dewi, mereka tidak banyak menentang kebijakan Presiden Jokowi seperti kenaikan harga bahan bakar minyak, pencalonan kapolri Budi Gunawan, dan kenaikan rupiah.
"Mereka tenang-tenang saja," kata dia.
Dia menduga yang dimaksud penumpang gelap oleh Megawati adalah pihak-pihak yang mencari kesempatan dari Jokowi sebagai presiden. Menurut dia pihak tersebut tak menutup kemungkinan disokong untuk kepentingan kepentingan ekonomi mereka.
"Ada tangan-tangan tidak jelas yang ingin mengambil keuntungan," kata dia.
Karena itu dia menyarankan kepada Presiden Jokowi agar merapatkan dukungan dengan partai pengusung, sehingga dengan demikian mendapat dukungan penuh secara politis. Adapun jika terlalu bersandar pada dukungan pihak di luar partai akan merugikan secara politis.
"Ke depan ada pilkada yang membutuhkan dukungan parpol," kata dia.
Dia mengatakan baik Jokowi dan PDIP keduanya saling membutuhkan.
"Kalau pemerintahan Jokowi turun maka berimbas pada suara PDIP di pilkada atau pilpres," kata dia.