by Ujang Hasanudin Jibi Harian Jogja - Espos.id News - Rabu, 24 Oktober 2012 - 10:36 WIB
Salah satu penumpang yang duduk di bangku gerbong depan Kereta Api Prambanan Express (Prameks) nomor K 320701 adalah Sandra, 44, warga Pendowoharjo, Sleman. Sandra masih shock saat ditanya soal kejadian yang menimpanya. Sambil bibirnya tidak berhenti memuji Tuhan. Dia dan anak bungsunya Rayi,11, tidak pernah menyangka KA yang ditumpanginya anjlok tepat di Dusun Krajan, Tirtomarta, Kalasan pukul 16.55 WIB.
Badannya terlempar-lempar di dalam gerbong KA. Tangannya tidak lepas mendekap erat anak bungsunya. "Untung anak saya ikat sejak dari Klaten dengan kain" katanya.
Apa yang dirasakan Sandera juga mungkin dialami korban lainnya yang berjumlah 39 orang yang tengah dirawat di RS Panti Rini dan RS Bhayangkara Polda DIY. Rata-rata korban luka dibagian tangan, kaku dan kepala akibat benturan di dalam gerbong.
Salah satu petugas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), EN Aryaka mengatakan, korban luka berat ada 2 orang. Sementara yang lainnya luka ringan.
Sandra juga mengaku heran, KA yang seharusnya berangkat dari Stasin Solo Balapan pukul 15.00 Wib baru diberangkatkan pukul 15.45 WIB. Menurut Sandra, di dalam gerbong penuh dengan penumpang yang rata-rata akan turun di Jogja. "Saya juga mau turun di Lempuyangan" ujarnya.
Keheranan Sandra juga dialami Markus. Penumpang yang akan turun di Stasiun Lempuyangan itu itu heran saat melintas di Stasiun Serowot Klaten, karena kreta melaju tidak seimbang. "Kereta rodanya goyang di Klaten itu" ujarnya.