by Sholahuddin Al Ayyubi Jibi Bisnis - Espos.id News - Senin, 16 Juni 2014 - 00:45 WIB
Berdasarkan hasil survei LSI sejak awal bulan Juni 2014 lalu, selisih kedua pasangan capres-cawapres tersebut hanya sebesar 6%. Pasangan Jokowi-JK mendapatkan angka 45%sedangkan Prabowo-Hatta hanya 38.7%.
Alasan yang pertama dari kubu Jokowi-JK adalah karena pengaruh negatif dan black campaign kepada pasangan capres-cawapres Jokowi-JK masih kerap terjadi selama masa kampanye terbuka. Hal tersebut dinilai semakin menghambat lajunya elektabilitas Jokowi-JK.
"Lalu dari kubu Jokowi-JK juga masih belum ada yang segar dan baru yang dapat dimobilisasi masif," tutur peneliti LSI Adhie Alfaraby di Jakarta, Minggu (15/6/2014).
Sedangkan dari kubu pasangan capres-cawapres Prabowo-Hatta perlahan elektabilitasnya semakin meningkat dan mendekati elektabilitas pasangan Jokowi-JK. Pasalnya, menurut Adhie, pasangan Prabowo-Hatta diyakini telah berhasil mengisi kekosongan kekosongan harapan publik akan tampilnya strong leader.
"Selain itu, Prabowo-Hatta juga berhasil memanfaatkan pihak yang kecewa dengan kubu Jokowi-JK untuk berbalik membantu Prabowo-Hatta seperti Partai Golkar, Partai Demokrat, Hary Tanoesoedibjo, dan Rhoma Irama," kata Adhie.
Alasan klain semakin menipisnya angka elektabilitas pasangan Prabowo-Hatta dengan Jokowi-JK adalah karena mesin politik dan strategi kampanye pasangan Prabowo-Hatta yang dinilai lebih strategis dan disukai masyarakat ketimbang lawan politinya.