by Septhia Ryanthie Jibi Solopos - Espos.id News - Senin, 6 Juli 2015 - 16:15 WIB
Esposin, SOLO - Masyarakat Peduli Pendidikan Surakarta (MPPS) menilai seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2015 Kota Solo masih rawan penyimpangan.
Hal itu dikemukakan Koordinator MPPS, Adi Cahyaning Kristiyanto, ketika dihubungi melalui ponselnya, Senin (6/7/2015). Pihaknya mencatat ada sejumlah titik rawan, baik pra, selama, dan pasca-PPDB.
Tidak terpenuhinya kuota siswa di sejumlah sekolah yang mengikuti PPDB online juga menjadi sorotan.
"Dengan tidak terpenuhinya kuota ini dikhawatirkan akan terjadi penyalahgunaan oleh pihak-pihak tertentu," ujar Adi.
Pada saat PPDB berlangsung, MPPS mencatat beberapa hal krusial. Pertama, tidak ada pengaturan terkait sisa kuota siswa gakin dan prestasi yang tidak diisi penuh.
Kedua, belum ada sistem informasi terpadu antar sekolah untuk mengantisipasi terjadinya kelebihan atau penumpukan pendaftar jalur gakin dan prestasi di sekolah tertentu.
Ketiga, mekanisme seleksi untuk jalur offline belum transparan. Keempat, masyarakat masih kesulitan untuk mengakses informasi terkait proses dan hasil PPDB di setiap sekolah, baik melalui jalur offline maupun online.
Pasca-PPDB pun, kata dia, tak luput dari sejumlah catatan. Pertama, terkait dengan maraknya pungutan dengan kedok sumbangan sekolah serta penjualan seragam sekolah. Kedua, terkait nasib dari anak-anak gakin yang belum mendapatkan sekolah.
Ketua Panitia PPDB 2015 Kota Solo, Aryo Widyandoko, mengakui beberapa poin permasalahan dalam pelaksanaan PPDB kali ini menjadi evaluasi bagi panitia untuk mengkaji kembali aturan yang ada dalam Pedoman Pelaksanaan PPDB.