by Jibi Solopos Eni Widiastuti - Espos.id News - Sabtu, 11 Agustus 2012 - 06:23 WIB
Setelah namanya dipanggil, salah seorang siswa SD Al Irsyad Solo, Fauzan Nurkholis, 6, bersegera menuju tempat wudu yang terletak di bagian belakang SD Al Irsyad, Jumat (10/8). Bersama beberapa temannya, Fauzan mempraktikan cara berwudu di hadapan seorang guru yang bertugas menilai wudu siswa.
Ketika ditanya Esposin bagaimana urutan berwudu, Fauzan menerangkan wudu dimulai dengan mencuci tangan, berkumur, membasuh wajah, tangan, rambut, telinga, kaki. Ia mengatakan wudu wajib dilakukan seorang muslim ketika hendak salat. “Agar badan sudi,” katanya.
Seusai wudu, Fauzan harus menuju pos selanjutnya, yaitu pos takbir dan doa iftitah. Di pos itu ia harus mempraktikkan cara bertakbir orang yang hendak salat, lalu membaca doa iftitah. Selanjutnya, di pos rukuk dan iktidal siswa harus mempraktikkan cara rukuk dan iktidal. Kegiatan itu diakhiri di pos sujud.
Siswa SD Al Irsyad lainnya, Naufal Dafa, mengaku sudah rajin melaksanakan salat lima waktu. Tapi ia mengakui jika Salat Subuh menjadi salat yang paling berat dilaksanakan.
Senada, siswa lainnya, Dimas Andi, juga mengaku berat ketika mengerjakan Salat Subuh. “Soalnya ngantuk,” ujarnya.
Pelaksana Humas SD Al Irsyad Solo, Taufiq Hidayatullah, menerangkan kegiatan Pesantren Ramadan diisi dengan pratik wudu dan salat. Tujuannya untuk mengecek ibadah siswa. “Kegiatan tersebut diikuti semua siswa kelas I-VI yang berjumlah 280 siswa,” jelasnya.
Selanjutnya Sabtu (11/8) hari ini, Pesantren Ramadan diisi dengan agenda khataman Alquran Juz 30, dilanjutkan bakti sosial, buka puasa bersama dan pengajian.