by Dian Dewi Purnamasari Jibi Solopos - Espos.id News - Minggu, 25 November 2012 - 19:56 WIB
SOLO — PT Pertamina (Persero) memperkuat pasokan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax, Pertamax Plus dan Pertamina Dex untuk mengantisipasi kelangkaan BBM. Pasalnya, hingga 18 November ini konsumsi bahan bakar bersubsidi sudah melebihi kuota sebesar 1%-2%.
Dalam siaran pers yang diterima Esposin, Minggu (25/11/2012), Assistant Manager Eksternal Relation Pertamina Pemasaran Jateng & DIY, Heppy Wulansari, mengatakan realisasi BBM bersubsidi di wilayah Jateng & DIY sampai dengan 18 November 2012 sudah mencapai premium 3.104.208 kiloliter atau 89% dan solar 1.705.335 kiloliter atau 90%. Seharusnya, realisasi konsumsi BBM bersubsidi sampai dengan tanggal 22 November 2012 tercapai 88% untuk Premium maupun Solar.
Penguatan stok BBM nonsubsidi itu sebagai antisipasi jika alokasi BBM subsidi di SPBU habis sehingga masyarakat tetap bisa terlayani dengan BBM nonsubsidi. Ia menjelaskan bahwa mendekati akhir tahun kuota BBM bersubsidi semakin menipis. Apalagi konsumsi BBM bersubsidi periode Januari s.d tgl.18 November di wilayah Jateng & DIY sudah menunjukkan kelebihan kuota untuk premium sebesar 1% dan solar 2%.
“Penguatan stok BBM nonsubsidi dilakukan Pertamina dengan mewajibkan SPBU yang menyediakan BBM nonsubsidi untuk menjaga ketahan stok. Mereka juga harus melakukan penebusan disaat stok Pertamax mulai menipis sehingga Pertamax selalu tersedia di SPBU,” ujarnya. Selain itu Pertamina juga melakukan monitor secara ketat terhadap stock Pertamax di SPBU dengan system MS2 (Monitoring Stock SPBU). Pertamina juga akan lebih serius menggarap pemasaran solar nonsubsidi. Pertamina Pemasaran Jateng & DIY menargetkan 64 SPBU yang bisa menjual solar nonsubsidi dalam waktu dekat. Pada SPBU-SPBU ini juga akan dibuat jalur khusus untuk solar nonsubsidi untuk menjaga kenyamanan konsumen. Dengan menerapkan pola jalur distribusi BBM nonsubsidi itu, Pertamina menjamin ketersedian BBM di daerah terus berjalan lancar.
Pertamina juga menghimbau, supaya warga mengisi BBM sesuai rekomendasi pabrikan mobil. Sesuai buku manual kendaraan bermotor, bagi kendaraan bermesin bensin produksi tahun 2000 ke atas, mensyaratkan bahan bakar dengan angka oktan di atas 90 dan spesifikasi tersebut, terdapat pada bahan bakar Pertamax (oktan 92) dan Pertamax Plus (oktan 95). Demikian juga kendaraan bermesin diesel keluaran terbaru, berteknologi common rail atau turbo, mensyaratkan penggunaan bahan bakar diesel berkualitas tinggi. Spesifikasi tersebut,dapat ditemui pada produk Pertamina DEX, yang telah memenuhi standard EURO 3.
Terpisah, Danang Romie Wijaya, Pengelola SPBU Lor Beteng Gladak Solo, melalui pesan singkatnya mengaku rata-rata konsumsi BBM nonsubsidi saat ini meningkat menjadi 1,5 tangki atau setara 12000 liter/bulan.