by Insetyonoto Jibi Solopos - Espos.id News - Senin, 29 Juli 2013 - 02:02 WIB
Esposin, SEMARANG — Kapolda Jateng Irjen Pol Dwi Priyatno mengaku belum mendapatkan laporan terkait penggerebekan terduga teroris asal Klaten di Tulungagung, Jawa Timur, Senin (22/7/2013) lalu. Alhasil ia tak tahu menahu atas kabar itu kendati anak buahnya di Polres Klaten diminta Densus 88 Polri meminta keluarga warganya menjalani tes guna memastikan identitas salah satu jenaxah.
“Saya akan meminta laporan dari Kapolres Klaten, tentang kebenaran itu [penggerebekan terduga teroris asal Klaten],” katanya ketika dihubungi Esposin di Semarang, Minggu (28/7/2013) malam. Karena belum mendapatkan laporan, Kapolda pun belum bisa memberikan komentar lebih lanjut.
Namun, terkait penangan teroris di wilayah Jateng, Dwi menyatakan telah melakukan langkah preentif dan preventif. Langkah itu antara lain, dengan melakukan kegiatan pengamanan bersama masyarakat, menjalin kerja sama dengan para ulama dan tokoh-tokoh agama. ”Adanya dukungan dari semua pihak, termasuk Densus 88 mudah-mudahan tidak ada lagi kasus teroris di Jateng,” pungkasnya.
Seperti diberitahan sebelumnya, Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menyergap empat orang terduga teroris, di Jl Pahlawan, Kedung Waru, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur sekitar pukul 08.45 WIB, Senin (22/7/2013). Dalam penyergapan itu, dua orang meninggal dunia yakni Dayah alias Kim dan Farid alias Rizal, sedang dua orang lainnya hidup.
Rizal yang diduga sebagai teroris jaringan Poso, diperkirakan berasal dari Desa Ngerangan, Kecamatan Bayat, Klaten.