by Chelin Indra Sushmita - Espos.id News - Selasa, 12 Juli 2022 - 14:24 WIB
Esposin, SOLO -- Pesisir selatan Pulau Jawa merupakan zona rawan bencana gempa dan tsunami. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat di sana melakukan mitigasi gempa dan tsunami.
Hal ini dimaksudkan mengurangi risiko kerusakan dan meminimalisasi jumlah korban jika bencana itu terjadi. Peringatan semacam itu sudah berulang kali disampaikan pihak BNPB maupun lembaga terkait lainnya.
Pada 2021 lalu, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, mengatakan potensi tsunami setinggi 28 meter mengintai pesisir selatan Jawa.
Dalam peringatan itu, dia mengimbau masyarakat khususnya di pesisir Pacitan, Jawa Timur, bersiap dengan skenario terburuk.
Dalam peringatan itu, dia mengimbau masyarakat khususnya di pesisir Pacitan, Jawa Timur, bersiap dengan skenario terburuk.
Lantas, sebenarnya kenapa pesisir selatan Jawa rawan bencana gempa dan tsunami?
Baca juga : Waspada Gempa & Tsunami di Pesisir Selatan Jawa
Penyidik Bumi Muda PVMBG, Imun Maemunah, dalam webinar bertema Upaya Mitigasi Bencana Tsunami di Pesisir Selatan Jawa pada Desember 2020 lalu mengulas potensi bencana tersebut.
Dia menyebutkan catatan sejarah tsunami harus dipelajari. Sebab, bukan tidak mungkin daerah yang di masa lampau terdampak tsunami akan mengalami hal yang sama di masa depan dengan skala lebih besar.
Baca juga : Mitos Panembahan Senopati dan Tsunami Besar Pantai Selatan Jawa
Pesisir selatan Jawa juga termasuk zona risiko kegempaan yang besar. Hal ini dipengaruhi posisinya yang berhadapan dengan laut lepas.
Oleh sebab itu, masyarakat diimbau untuk lebih peka melihat kondisi alam. Kearifan lokal yang selama ini dipercaya masyarakat dapat membantu mengatasi risiko buruk bencana besar.
Baca juga : Jejak Garam Rumahan Paranggupito Wonogiri dan Keunikan Pantainya
Adapun wilayah Jawa Tengah yang termasuk dalam peta rawan bencana tsunami adalah Kabupaten Cilacap, Kebumen, Purworejo, dan Wonogiri.