by Nugroho Meidinata Newswire - Espos.id News - Sabtu, 22 Februari 2020 - 09:45 WIB
Esposin, SLEMAN -- Riyanto, guru yang turut membina pramuka di SMPN 1 Turi, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) buka suara mengenai kegiatan susur Sungai Sempor yang mengakibatkan sejumlah siswa meninggal dunia.
Riyanto mengaku tidak ikut melakukan susur sungai lantaran hujan.
"Saya ikut membina, tapi enggak ikut susur sungai karena hujan, saya balik. Saya nunggu di sini [sekolah]. Sebelum anak-anak pulang kan saya juga belum pulang," ungkapnya kepada Suara.com, Sabtu (22/2/2020).
Heboh Oreo Supreme, Ditawar Hingga Rp219 Juta
Heboh Oreo Supreme, Ditawar Hingga Rp219 Juta
"Ada [siswa] yang enggak berangkat [susur sungai]. Masing-masing DP [dewan penggalang] punya dua regu, jumlahnya sekian. Ternyata saya belum nyatat yang berangkat. Ada di DP yang mencatat," imbuhnya.
Duh, miris ngeliatnya. Pertanyaan ku apakah pembina nya belum pernah orientasi Medan?#SMP1Turi pic.twitter.com/tUIdEW7uk3
— ????????? (@gemuruhawan) February 22, 2020
Masih Bingung? Ini Perbedaan Homeschooling dengan Sekolah Formal
"Itu sungai masuk desaku. TKP sungai masuk tetangga desa, Dukuh. 100% tanggung jawab ada di pembina. Sudah diperingatkan sama warga pembinanya jawabannya atos [keras]. Sebelum sursung [susur sungai] sudah hujan. Dan siswa ngeyup [berteduh] depan rumahku, Gardu. Sama warga sudah dibilang hati-hati bahaya. Jawaban pembinanya ketus, 'Sudah biasa'," ujar warga yang tak disebutkan namanya itu.
Tak Disangka! Ini Tanda-Tanda Rumah Dihuni Makhluk Halus Versi Indigo
Meskipun begitu, tidak disebutkan nama pembina pramuka yang dimaksud dalam percakapan tersebut.
"Duh, miris ngeliatnya. Pertanyaanku apakah pembinanya belum pernah orientasi medan?" tanya pengguna akun @gemuruhawan.
Berita Kecelakaan Terbaru, Klik di Sini!