news
Langganan

PENCURIAN GERBONG KUNO: Polresta Solo Tunggu Tim PT KAI - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Muhammad Khamdi Jibi Solopos  - Espos.id News  -  Jumat, 16 Maret 2012 - 20:48 WIB

ESPOS.ID - GERBONG KUNO -- Polisi memasang garis polisi pada tumpukan komponen gerbong kuno di gudang Stasiun Jebres, Solo. (JIBI/SOLOPOS/Sunaryo Haryo Bayu)

SOLO - Polresta Solo secara intensif terus melakukan pemanggilan sejumlah saksi untuk mengetahui siapa saja pelaku yang telah menjual dua gerbong kereta kuno milik PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang disimpan di Stasiun Jebres, Solo. Sampai Jumat (16/3) siang, terdapat tujuh saksi yang dipanggil ke Mapolresta Solo.

Saksi yang dipanggil dari pegawai Stasiun Jebres, pedagang asongan, petugas kebersihan dan beberapa orang lainnya. Kapolresta Solo, Kombes Pol Asjima’in mengatakan penyelidikan polisi terus dilakukan untuk mengungkap siapa saja pelaku yang terlibat dalam penjualan benda kuno peninggalan zaman Belanda itu. Namun hingga saat ini, pihak kepolisian menunggu kedatangan tim dari PT KAI Pusat yang direncanakan tiba di Solo, Senin (19/3/2012).

Advertisement

“Dari PT KAI Pusat akan menjelaskan kepada kami perihal nilai ekonomis dua gerbong yang dijual, taksiran kerugian dan lain sebagainya. Hal itu untuk mencocokkan kerugian barang sekaligus nilai gerbong yang merupakan benda cagar budaya tersebut,” papar Asjima’in kepada Espos, Jumat (16/3/2012).

Di samping itu, kata Asjima’in, PT KAI Pusat yang datang dari Jakarta ke Solo untuk melihat secara langsung kondisi gerbong lain yang merupakan satu rangkaian dengan dua gerbong yang diduga telah dijual senilai Rp10 juta. Saat disinggung kepada siapa gerbong tersebut dijual Asjima’in belum bisa menjawab. Pihaknya menyatakan masih menelusuri pembeli yang belum diketahui asalnya. “Mantan Kepala Depo Solo, berinisial YT masih sebagai calon tersangka. Kami menunggu pengembangan penyelidikan,” kata Asjimai’in.

Menurutnya, dugaan sementara pelaku tidak hanya dilaksanakan oleh satu orang. Sebab, penjualan gerbong dengan cara dipretheli tersebut dilakukan tidak hanya satu kali namun berungkali yang dimulai pada Februari lalu. “Kita masih dalami juga orang-orang yang turut serta membantu dalam pengangkutan barang hingga diangkut menggunakan truk. Apakah orang itu menerima hasil atau perannya bagaimana belum bisa kami simpulkan,” tegasnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
R. Bambang Aris Sasangka - journalist, history and military enthusiast, journalist competency assessor and trainer
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif