by Asiska Riviyastuti Rudi Hartono Jibi Solopos - Espos.id News - Rabu, 12 Desember 2012 - 02:45 WIB
Tertangkapnya Toni mengagetkan keluarganya. Ayah Toni, Narno, 57, yang tinggal di Jogosuran RT 004/RW 005, Serengan, Solo, terhenyak mendengar kabar bahwa salah satu anaknya itu turut ditangkap tim Densus.
Ia mengaku sebelumnya tidak tahu menahu perihal penangkapan anaknya. Ia justru mengetahui kabar itu dari wartawan yang menemuinya di rumahnya, Selasa pagi.
Ketika disinggung mengenai surat penangkapan Toni, Narno mengungkapkan dirinya tak pernah menerima surat penangkapan dari siapa pun. “Kami masih menunggu kabar bagaimana nasib Toni dari polisi. Saya yakin anak saya tidak terlibat jaringan terorisme,” kata Narno.
Dikatakan Narno lebih lanjut, Toni diketahuinya bekerja membantu temannya berjualan sesuatu di Cemani, Grogol, Sukoharjo, sejak beberapa tahun lalu. Diketahui Toni bekerja membantu Ikhsan, 27, berjualan kebab.
Toni memutuskan tinggal bersama temannya itu dan jarang pulang. Toni pulang ke rumah sekitar dua pekan sekali. “Kali terakhir saya melihat anak saya itu dua pekan lalu saat ia pulang. Di rumah pun ia hanya sebentar. Apabila sampai rumah pagi, biasanya siangnya ia keluar rumah lagi. Ya katanya mau bekerja,” ungkap Narno.
Saat pergi dari rumah tersebut ibunya sempat memberi uang jajan kepada Toni. Narno berharap polisi segera melepaskan Toni apabila benar-benar tak terbukti terlibat dalam jaringan terorisme di Indonesia.
Diceritakan Narno, ketika masih sering di rumah ia sempat dimusuhi warga sekitar rumahnya lantaran Toni kerap men-sweeping kelompok warga yang tengah berpesta miras. Toni juga sering memberi peringatan kepada warga yang nongkrong di suatu tempat di kampung.
Namun, di mata orangtuanya Toni dikenal sebagai anak santun dan mau bekerja keras. Sebelum bekerja membantu temannya berjualan kebab di Cemani, Grogol, Sukoharjo, Toni pernah bekerja sebagai pekerja bangunan dan menjual pulsa elektrik di tepi jalan di Solo.