by Danang Nur Ihsan - Espos.id News - Minggu, 6 Desember 2020 - 03:01 WIB
Esposin, SOLO -- Mirip dengan anak kerbau, tubuh kambing ini lebih kekar bila dibandingkan kambing pada umumnya. Ini adalah kambing hutan Sumatra.
Kambing hutan Sumatra termasuk hewan langka yang banyak tinggal di Pegunungan Bukit Barisan di Pulau Sumatra. Hewan ini memiliki nama latin Capricornis sumatraensis.
Satwa ini dikenal juga dengan nama Sumatran serow dan menjadi endemik Sumatra. Ia adalah satu dari enam jenis kambing hutan yang ada di Asia bagian timur.
Kambing hutan Sumatra memiliki bulu lebat dan kasar dengan warna hitam keabuan. Moncongnya juga mirip moncong kerbau.
Kambing hutan Sumatra memiliki bulu lebat dan kasar dengan warna hitam keabuan. Moncongnya juga mirip moncong kerbau.
Beredar Info Solo Lockdown Desember-Januari, Satgas Covid-19: Hoaks!
Tanduknya ramping, pendek dan lurus ke belakang seperti tanduk antelop dengan panjang rata-rata 12 hingga 16 sentimeter (cm). Berat badannya antara 50-140 kilogram dengan panjang badan antara 140-180 cm. Saat dewasa, tingginya bisa mencapai 85-94 cm.
Ia akan aktif berkeliling mencari betina saat masuk musim kawin antara Oktober dan November. Masa kehamilan berlangsung selama tujuh bulan. Seekor induk kambing bisa melahirkan satu ekor anak.
Umur maksimum hewan langka ini sekitar 20 hingga 21 tahun untuk jantan, dan 21 hingga 22 tahun untuk betina. Kendati lebih banyak menghabiskan waktunya di daratan, C sumatraensis juga dikenal sebagai perenang ulung.
Buka-Bukaan Woro Mustiko, Kontestan Indonesian Idol Asal Solo yang Sukses Menarik Perhatian Juri
Uniknya, kambing hutan Sumatra ini juga dikenal sebagai satwa yang tangkas memanjat lereng terjal di mana biasanya hanya bisa dicapai oleh manusia dengan bantuan tali.
Mereka aktif pada pagi dan sore hari. Siangnya, istirahat di tempat teduh di balik bebatuan besar atau gua. Sumber makanan utamanya adalah tumbuh-tumbuhan kaya nutrisi.
Populasinya masih bisa ditemui di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), Taman Nasional Batang Gadis (TNBG), dan Taman Nasional Pegunungan Bukit Barisan. Selain di Indonesia, kambing hutan asal Sumatra juga dapat ditemukan di Semenanjung Thailand-Malaysia.
Keren! Ada Sentra Tanaman Hias di Tawangmangu Karanganyar, Cek Lewat Aplikasi Ini
Sebuah penelitian terhadap populasi kambing hutan Sumatra pernah dilakukan oleh lembaga konservasi internasional, International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) di kawasan pegunungan Sumatra dan dataran tinggi Malaysia pada akhir 2007.
Menurut salah satu penelitinya asal Australia, J.W. Duckworth, secara umum populasi kambing hutan Sumatra itu terus menurun hingga lebih dari 30 persen sejak 21 tahun terakhir.
Perburuan liar terhadap kambing hutan Sumatra dan pembalakan liar di dalam ekosistem mereka sehingga menghilangkan sumber pakan utama menjadi salah satu penyebab terus menurunnya populasi si pemanjat ulung ini. Bukan itu saja. Mereka juga telah menjadi sumber makanan bagi jenis-jenis kucing besar seperti macan tutul (Panthera pardus) dan harimau Sumatra (Panthera tigris).
Operator Seluler Kurangi Jaringan 3G, Apa Dampaknya?
Di Indonesia sendiri tidak ada catatan resmi berapa jumlah populasi kambing hutan Sumatra ini tersisa. Satwa ini pernah beberapa kali menampakkan diri serta masuk ke permukiman penduduk, terutama saat Gunung Sinabung di Sumatra Utara erupsi.
Pada 28 Mei 2020, pengelola Balai TNGL menggunggah informasi keberadaan dua ekor kambing hutan Sumatra yang terekam kamera. Dari video rekaman, tampak keduanya merupakan sepasang kambing hutan jantan dan betina.