Esposin, JAKARTA -- Dua lembaga pembiayaan multilateral menawarkan pinjaman dana mencapai US$16 miliar atau setara Rp224 triliun kepada pemerintah Indonesia untuk mendukung proyek pembangunan infrastruktur.
Ketua Tim Ahli Wakil Presiden, Sofjan Wanandi, menyampaikan Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) dan Bank Dunia (World Bank) menawarkan plafon pinjaman jangka panjang masing-masing US$5 miliar dan US$11 miliar.
“Pinjaman yang sekarang diusulkan ADB US$5 miliar, Bank Dunia US$11 miliar, karena infrastruktur kebutuhan uangnya jangka panjang,” ujar Sofjan Wanandi di Kantor Wakil Presiden, Rabu sore(2/9/2015).
Dia menyebutkan pinjaman jangka panjang akan bertenor 30 tahun dengan keringanan pembayaran angsuran pokok atau gross period selama 10 tahun, dan tingkat bunga sekitar 1%-2%. “Saya pikir semua bantuan pembiayaan infrastruktur diarahkan untuk diambil jangka panjang dengan bunga yang ringan,” tandasnya.
Kedua lembaga internasional itu sudah mengajukan proposal dan berpotensi besar disetujui pemerintah. “Sudah diajukan [proposal], saya kira mungkin akan disetujui.”
Nantinya, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) akan membahas proposal pinjaman di level teknis, yakni menyesuaikan dana dan skema pinjaman dengan proyek-proyek prioritas pemerintah dalam buku biru atau blue book.