by Tika Sekar Arum Jibi Solopos - Espos.id News - Sabtu, 17 Maret 2012 - 07:10 WIB
ESPOS.ID - Pameran Asephi (Dwi Prasetya/JIBI/SOLOPOS)
SOLO—Lima puluh satu stan meramaikan pameran perdana Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesa (Asephi) Soloraya. Pameran yang dihelat di Mal Solo Paragon dalam jangka waktu sebulan itu menghadirkan produk-produk kerajinan lokal di 51 stan.
Pameran resmi dibuka Jumat (16/3/2012) sore. Pameran yang mengambil tempat di lantai 2 mal setempat itu dihelat sampai 15 April. Ketua panitia pameran, Ghofar Ismail, mengungkapkan pameran perdana yang dihelat Asephi Soloraya ini mengambil konsep kampung kerajian.
Sebanyak 51 stan diatur serupa dengan perkampungan. Pengunjung yang melihat-lihat stan seperti layaknya berkunjung ke sebuah kampung, ada jalan-jalan yang mirip jalan kampung. “Konsepnya kampung kerajinan. Jadi kami ingin membawa kerajinan yang lebih dikenal sebagai produk kampung ke mal. Tata letaknya memang mirip kampung,” jelas Ghofar yang juga Ketua I Asephi Soloraya, saat ditemui wartawan, di lokasi pameran, Jumat.
Meski merupakan pameran perdana, dia menjanjikan produk yang tampil bukan sembarangan. Produk kerajinan unik dari berbagai daerah di nusantara ikut meramaikan ajang yang rencananya dihelat rutin di tahun-tahun ke depan itu. Di antaranya batik genthong dari Madura, batik Lasem, kerajinan rotan, gitar, sampai kerajinan tas dari kulit ular piton.
Salah satu peserta, pemilik Batik Cempaka Laweyan, Dhany Arifmawan, mengaku sengaja membawa produk-produk berkelas untuk pemeran kali ini. Batik cap dan batik tulis menjadi produk unggulannya. “Saya bawa yang menengah ke atas, batik cap dan batik tulis. Tapi harganya dipastikan terjangkau, sama seperti harga di toko, yaitu mulai Rp50.000/potong,” kata Dhany.
