by Nugroho Meidinata Newswire - Espos.id News - Kamis, 2 April 2020 - 10:05 WIB
Esposin, SOLO -- Pakar dari Universitas Gadjah Mada (UGM) sekaligus koordinator tim respons Covid-19 UGM, Riris Andono Ahmad, mengatakan penyemprotan disinfektan di jalan sebenarnya tak perlu dilakukan .
Penyemprotan disinfektan seharusnya dilakukan pada benda-benda yang digunakan oleh banyak orang dan bukan jalan.
Cara Unik Aparat Kecamatan Trucuk Klaten Menangkal Corona: Rapat Sambil Berjemur
"Perlu disinfektan, tapi tidak sampai di jalan atau di tempat terbuka," ujar Riris sebagaimana diinformasikan pda laman resmi UGM, Ugm.ac.id, Selasa (31/3/2020).
"Perlu disinfektan, tapi tidak sampai di jalan atau di tempat terbuka," ujar Riris sebagaimana diinformasikan pda laman resmi UGM, Ugm.ac.id, Selasa (31/3/2020).
Menurutnya, cara yang paling efektif untuk mencegah penularan atau persebaran virus corona adalah dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), yakni mencuci tangan secara rutin.
Darurat Kesehatan Setelah Ratusan Kematian Pasien Corona, Yusril: Terlambat
29 Orang Dites RDT Karena Kontak Dengan Pasien Positif Covid-19 Klaten, Hasilnya?
"Sudah tidak efektif lagi, disemprot dengan konsentrasi berapa yang tersebar berapa, bakternya enggak mati. Bisa-bisa menjadi mutagen atau mutasi malah lebih tebal karena sudah sering dikasih itu [disinfektan]," beber Fredy kepada Detik.com, Senin (30/3/2020).
"Rata-rata di jalanan itu tidak direkomendasikan untuk antiseptik atau jaringan hidup," tambahnya.
Perempuan Hamil Pelaku Perjalanan Di Sragen Meninggal Pada Hari Ke-13 Karantina Mandiri
Bahkan, dengan adanya penyemprotan disinfektan di jalan mempunyai efek samping yakni residu yang merugikan masyarakat.
"Kalau di jalan kan bukan untuk orang sehingga disinfektan biasa yang digunakan. Tapi, sebetulnya enggak disarankan penyemprotan massal begitu. Efek sampingnya, residenya banyak yang perlu dipikirkan," tukasnya.
Warga Semanggi Solo Meninggal Tertabrak KA Batara Kresna