ESPOS.ID - POSISI TERAKHIR -- Posisi Kota Solo pada daftar New7Wonders Cities seperti pantauan Selasa siang. (www.n7w.com)
"Memang betul itu hanya masalah persepsi. Tapi menurut saya itu tetap penting. Bahwa Kota Solo bisa masuk dalam jajaran kota-kota ajaib dunia. Tindakan dan kerja yang riil itu sangat penting, tapi meningkatkan persepsi juga tidak kalah penting," ungkap Jokowi, saat dimintai tanggapannya mengenai posisi Solo yang terpuruk di ajang N7W Cities belakangan ini, Selasa (8/5/2012).
Jokowi mengaku tahu posisi terakhir Solo karena terus mengikuti perkembangannya di internet dan cukup kecewa dengan perkembangan tersebut. Namun dia meyakini posisi Solo di ajang N7W Cities itu masih bisa didongkrak. Karena itu, Jokowi mengatakan akan melakukan berbagai upaya untuk mendongkrak kembali posisi Solo di ajang tersebut. Selasa itu Jokowi merencanakan mengundang pihak-pihak terkait untuk membahas langkah-langkah yang diperlukan.
"Siang ini saya mengundang beberapa pihak terkait. Saya ingin mengajak semua pihak ikut memikirkan dan mengambil langkah yang diperlukan," tambahnya. Selanjutnya, Jokowi juga mengharapkan masyarakat Solo ikut berpartisipasi dan terus memberikan dukungan, mewujudkan Solo yang damai dan memberikan suara melalui internet.
Pantauan Esposin, di website resmi N7W, pada Selasa siang, posisi Kota Solo (Surakarta) berada di peringkat 32. Posisi ini sedikit lebih baik dibandingkan sehari sebelumnya, Senin (7/5/2012), yang sempat turun ke posisi 41. Jakarta, sebagai satu-satunya kota di Indonesia yang masuk ajang tersebut selain Solo, nasibnya sedikit lebih baik dengan menempati posisi 26. Turun satu peringkat dibandingkan sehari sebelumnya yang berada di posisi 25.
Sebelumnya, Badan Promosi Pariwisata Indonesia Solo (BPPIS) dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Solo menyatakan tidak terlalu mengkhawatirkan posisi Solo di ajang tersebut. Mereka mengaku lebih memilih bekerja secara nyata dalam meningkatkan dan mengembangkan pariwisata di Solo. Sedangkan N7W Cities saat ini belum menjadi fokus program mereka.
