news
Langganan

MEA 2015 : 60% UMKM Dijalankan Ibu-Ibu, Potensi Tergilas Produk Asing Terbuka Lebar... - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Asiska Riviyastuti Jibi Solopos  - Espos.id News  -  Sabtu, 6 September 2014 - 03:33 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi MEA (JIBI/Bisnis.com/Colourbox-com)

Esposin, SOLO — Sekitar 60% usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dijalankan wanita, terutama ibu rumah tangga. Namun usaha tersebut sulit berkembang karena kurangnya pengetahuan mengenai pengembangan usaha.

Kenyataan itu dikemukakan Founder Woman Preneur Community (WPC), Irma Sustika, kepada wartawan di Move Megaland Hotel, Kamis (4/9/2014). Menurut dia, gara-gara dijalankan oleh wanita itulah UMKM selama ini sulit berkembang.

Advertisement

Hanya sedikit UMKM bisa meningkatkan nilai jual, terutama jika dijalankan oleh wanita. Akses wanita untuk mengembangkan usaha, menurut Irma, sangat terbatas sehingga UMKM mereka sulit berkembang.

Selain itu, sambungnya, kebanyakan wanita yang memiliki usaha menjalankannya karena terpaksa sehingga terkesan tidak maksimal. Akibatnya, usaha tersebut bisa tergilas oleh produk asing apabila Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) mulai diberlakukan pada tahun 2015 mendatang.

“Melalui WPC ini kami ingin memberi wadah bagi wanita yang memiliki usaha supaya bisa berkembang. Kami ingin memberi peluang dan mendorong supaya wanita memiliki usaha dan bisa mandiri,” ungkap Irma.

Advertisement

Wanita Kreatif Menurut dia, wanita cenderung kreatif sehingga bisa menciptakan berbagai macam usaha seperti kuliner dan kerajinan tangan. Oleh karena itu, wanita butuh diberi motivasi sehingga bisa menginspirasi wanita lainnya.

Selain memberi motivasi, pihaknya juga memberikan bantuan pemasaran melalui peluncuran katalog. Menurut dia, saat ini banyak yang bisa membuat produk yang bagus dan berkualitas tapi kesulitan dalam pemasaran sehingga usahanya sulit untuk maju dan bahkan ada yang terpaksa berhenti.

“Namun kendala terbesar dari pengembangan usaha adalah mental dan skill managerial. Kalau modal usaha itu bukan permasalahan yang besar dan mendasar,” terang Co Founder WPC, Ietje S. Guntur.

Advertisement

Oleh karena itu, menurutnya setiap tahun harus ada evaluasi usaha. Hal tersebut karena biasanya dalam satu tahun telah melewati beberapa musim dan fase sehingga bisa dievaluasi terkait potensi yang masih bisa dimaksimalkan.

 

Advertisement
Rahmat Wibisono - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif