by Tri Rahayu Jibi Solopos - Espos.id News - Minggu, 28 Agustus 2016 - 11:50 WIB
Esposin, SRAGEN -- Sodimejo atau biasa dipanggil Mbah Gotho telah mengalami babak sejarah Indonesia. Pria bernama kecil Saparlan karena lahir di bulan Sapar 31 Desember 1870 itu mengaku menanti ajal menjemput sejak tahun 1993.
Baca juga: Kondisi Mbah Gotho Usia 146 Tahun Mbah Gotho di Usia 144 Tahun Sodimejo Sragen Manusia Tertua pada usia 140 tahun
Saparlan memiliki nama tua Sodimedjo tetapi warga setempat lebih mengenalnya dengan sebutan Mbah Gotho. Kini, usianya mencapai 146 tahun. Mbah Gotho tinggal di rumah cucunya, Suryanto. 46, di Dukuh Segeran RT 018/RW 008, Desa Cemeng, Kecamatan Sambungmacan, Sragen.
Di kursi kumal itulah, Gotho bercerita banyak tentang pengalaman hidupnya yang melewati lima generasi. Di depan dapur berdinding tembok itu terdapat nisan berlapis keramik. Di bagian atas nisan itu terdapat tulisan Sodimedjo Sedo.
Nisan itu sengaja dibeli cucunya, Suryanto, pada 1993 sesuai permintaan Gotho jika sewaktu-waktu dipanggil Tuhan. “Kijing kuwi calon omah kula. Perabot pun dicawiske komplet. [Nisan itu calon rumah saya. Perlengkapan pun disediakan lengkap],” ujarnya saat berbincang dengan Esposin, Sabtu (27/8/2016).
Keinginan Gotho satu-satunya sejak nisan itu disiapkan hanya mati. Namun keinginan mati itu tidak lantas mencari jalan pintas. Ia tetap sabar menunggu ajal yang dikehendaki Yang Maha Kuasa.
“Tadi malam itu juga ada orang Sragen yang datang dan menanyakan kondisi saya. Katanya, saya diberitakan sudah meninggal. Sekarang orang seumuran saya sudah tidak ada di Sragen. Saya pun lupa umur. Alam sekarang anyar. Berbeda dengn alam zaman dulu. Alam sekarang entek-entekan [habis-habisan]. Gending-gending [Jawa] sudah hilang,” ujar Gotho.