news
Langganan

MAHASISWA UII : Ayah Almarhum Ilham Ingin Pelaku Divonis Mati - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia | Espos.id

by Arief Wahyudi Jibi Harian Jogja  - Espos.id News  -  Selasa, 31 Januari 2017 - 19:55 WIB

ESPOS.ID - Sejumlah mahasiswa panitia Diksar Mapala Unisi Polres Karanganyar pada Selasa (31/1/2017). (Sri Sumi Handayani/JIBI/Solopos)

Mahasiswa UII meninggal usai mengikuti Pendidikan Dasar (Diksar) The Great Camping (TGC) XXXVII yang digelar Mapala

Harianregional.com, JOGJA - Keluarga almarhum Ilham Nurpadmy Listia Adi, salah satu korban meninggal usai mengikuti Pendidikan Dasar (Diksar) The Great Camping (TGC) XXXVII menyatakan akan menempuh melalui segala cara agar para pelaku kekerasan bisa mendapatkan hukuman seberat-beratnya.

Advertisement

Syafii, 60, ayah dari almarhum Ilham bahkan ingin pengadilan nantinya menjatuhkan hukuman mati kepada para pelaku yang menyebabkan anaknya meninggal dunia.

"Segala cara akan kami tempuh agar pelaku ini bisa dihukum berat, bahkan kami sangat berharap mereka dihukum mati sekalian biar setimpal dengan perbuatannya kepada anak kami," ujar Syafii ketika dihubungi Harianregional.com melalui sambungan telepon, Selasa (31/1/2017) siang.

Pria bergelar insinyur itu juga sudah mengetahui ada dua tersangka yang digelandang ke Mapolres Karanganyar, Senin (30/1/2017) lalu.

Advertisement

Termasuk dia juga mengetahui Rektor UII Harsoyo yang baru saja meletakkan jabatannya membawa 16 saksi ke kantor polisi. Informasi itu dia tangkap dari kuasa hukumnya dalam upaya penuntasan kasus yang merenggut nyawa anaknya itu.

"Dari kantor polisi enggak memberi tahu saya. Tapi saya sudah dapat info dari kuasa hukum saya dan sepenuhnya memang sudah saya serahkan ke kuasa hukum saya itu," tandasnya.

Adapun kuasa hukum tersebut adalah Muhammad Zaini dari Perkumpulan Lembaga Advokasi Lombok yang ada di Jogja.

Advertisement

Syafii pun menyatakan akan menghadiri sidang di pengadilan nantinya jika perkara anaknya sudah dilimpahkan di meja hijau.

"Saya akan datang dari Lombok ke Karanganyar nantinya. Itu komitmen saya untuk menuntut keadilan atas kematian anak saya," tegas bapak empat anak ini.

Syafii bukan tanpa alasan ingin agar para pelaku dihukum mati. Dia begitu kehilangan anak bungsu yang sangat disayanginya itu. Apalagi tidak hanya anaknya yang menjadi korban dalam Diksar keji itu. Masih ada dua korban meninggal akibat kekerasan panitia Diksar.

"Ini tiga nyawa melayang, apakah hanya dibiarkan saja. Saya berharap banyak pihak membantu agar tidak ada korban kekerasan seperti ilham. Termasuk media harus benar-benar mengawal kasus ini," harap dia.

Sejauh ini Syafii memantau perkembangan kasus diksar itu melalui tayangan televisi dan berita-beriyta online di media.

Advertisement
Nina Atmasari - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif