by Newswire - Espos.id News - Selasa, 28 September 2021 - 02:00 WIB
Suara.com - Lodewijk Freidrich Paulus salah satu kader Partai Golkar yang disebut punya kans kuat untuk duduk di kursi wakil ketua DPR menggantikan Azis Syamsuddin yang mundur setelah terjerat kasus suap.
Lodewijk menjabat sekretaris jenderal Partai Golkar dan di DPR, dia duduk di Komisi Pertahanan.
Sinyalemen bahwa Lodewijk memiliki peluang besar menggantikan Aziz disampaikan oleh Kepala Badan Advokasi Hukum dan HAM Partai Golkar Supriansa.
Lodewijk dianggap memiliki banyak kelebihan, sama seperti sejumlah kader Golkar yang lain.
Lodewijk dianggap memiliki banyak kelebihan, sama seperti sejumlah kader Golkar yang lain.
Baca Juga: Adies Kadir Gantikan Azis Syamsuddin sebagai Wakil Ketua Umum Golkar
Tetapi, Supriansa mengungkapkan, "Pak Sekjen adalah bagian daripada yang memang menjadi perhatian tentu di Pak Ketua Umum (Airlangga Hartarto}."
Supriansa menyebut kader yang akan duduk di pimpinan DPR adalah yang terbaik di Partai Golkar.
Mengapa Lodewijk, Firman berkata, "Ya pertimbangannya yang terbaiklah, terbaik untuk semuanya. Karena partai kan harus bisa mereduksi kemungkinan internal jangan sampai ada faksi."
Lodewijk dianggap mampu mereduksi berbagai kemungkinan yang terjadi di internal partai. Dia juga dianggap paling senior.
"Loh kalau sudah sekjen, sekjen sudah dua periode ini kan saya rasa cukup. Sekjen itu kan tanda tangan bersama beliau, kan sekjen itu kayak suami istri. Sangat dekatlah," kata Firman.
Baca Juga: Menteri Luhut: Ritel dan Rekreasi Mulai Ramai
Sedangkan posisi wakil ketua umum yang ditinggalkan Azis digantikan oleh Adies Kadir.
"Menggantikan posisi wakil ketua Umum di bidang Polhukam itu adalah Pak Adies. Bidang sosial karena Pak Roem Kono sebagai dubes saya menggantikan wakil ketua umum bidang sosial, tiga itu yang diputuskan, sama keputusan untuk rapat HUT Golkar Oktober," ujar Firman.
Rencananya, nama tersebut baru akan diumumkan dalam waktu dekat.
Adies menyebut kriteria yang harus dimiliki kader untuk bisa menjadi pimpinan DPR yaitu harus, "mempunyai prestasi, dedikasi, loyalitas, dan tidak tercela." Hal tersebut sesuai AD/ART partai.
Fraksi Golkar akan mengusulkan nama kepada pimpinan DPR dan akan diproses melalui rapat pimpinan, rapat badan mMusyawarah, dan terakhir dibawa dalam rapat paripurna untuk diambil keputusan.
"Dalam mekanisme yang ada di pimpinan karena tidak ada tenggat waktu sehingga kami membuat 'contingency plan', memberikan Plt kepada salah satu pimpinan DPR untuk menjalankan tugas. Karena kalau tidak seperti itu, tugas yang ada akan terbengkalai," tutur Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad.
Pimpinan DPR menunggu keputusan Partai Golkar untuk menentukan siapa yang akan menggantikan Azis. Golkar sudah memiliki mekanisme tersendiri untuk menentukannya.
Dasco memastikan rapat pimpinan dewan tidak terganggu tanpa adanya Azis karena pengambilan keputusan dapat dilakukan oleh empat pimpinan yang lain.
Kekosongan satu orang pimpinan DPR bukan pertama kali terjadi karena sebelumnya ketika ada satu pimpinan yang ke luar negeri atau kunjungan kerja ke daerah maka tugas-tugasnya didelegasikan kepada yang lain.
Pimpinan DPR akan rapat pimpinan pada hari Senin untuk menentukan siapa pimpinan yang akan menjalankan tugas sementara wakil ketua DPR bidang politik, hukum, dan keamanan yang ditinggalkan Azis. [rangkuman laporan Suara.com]