Esposin, JAKARTA -- Kurs rupiah di pasar spot ditutup menguat 0,50% atau 65 poin ke level Rp13.047/dolar AS setelah diperdagangkan pada kisaran Rp13.040/dolar AS-Rp13.092/dolar AS, Senin (1/8/2016) sore. Sebelumnya rupiah dibuka menguat 0,48% atau 63 poin ke 13.049 per dolar AS Senin pagi.
Hari ini, Badan Pusat Statistik juga merilis data ekonomi salah satunya data inflasi Juli dan menjadi salah satu faktor pendorong rupiah. Data yang diterbitkan BI pada pagi ini menempatkan Jisdor pada Rp13.080 per dolar AS, terapresiasi 0,10% atau 14 poin dari posisi Rp13.094/dolar AS pada akhir pekan lalu.
Bank Indonesia menetapkan kurs tengah di Rp13.080/dolar AS, terapresiasi 0,10% atau 14 poin dari posisi Rp13.094/dolar kemarin. Kurs jual ditetapkan di Rp13.145/dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp13.015/dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp130.
Dari dalam negeri, optimisme terhadap rilis data ekonomi diperkirakan mampu menopang pergerakan rupiah pada perdagangan hari ini. “Akan dirilisnya data inflasi Indonesia, menjadi fokus para pelaku pasar dan diharapkan mampu menopang laju rupiah,” kata Kepala Riset NHKSI Reza Priyambada dalam risetnya Senin pagi.
Indeks harga konsumen (IHK) sepanjang Juli 2016 mengalami kenaikan atau inflasi sebesar 0,69% (month on month) dan 3,21% (year on year/yoy). Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan dengan inflasi sebesar 0,69% pada Juli, inflasi tahun kalender mencapai 1,76%.
Angka inflasi diprediksi masih sesuai dengan asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2016 sebesar 4%. "Angka inflasi ini terendah sepanjang lima tahun," katanya di Jakarta, Senin.