news
Langganan

KURIKULUM 2013 : Semester Dua, Pengadaan Buku Diurus Kabupaten Kota - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Arief Wahyudi Jibi Harian Jogja  - Espos.id News  -  Selasa, 16 September 2014 - 11:20 WIB

ESPOS.ID - Kegiatan belajar di salah satu SD di Solo. (Dok./JIBI/Solopos)

Harianregional.com, JOGJA-Guna mengurangi keterlambatan distribusi buku panduan Kurikulum 2013, pengadaan buku akan dikelola kabupaten kota masing-masing.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY, Kadarmanta Baskara Aji menuturkan pihak Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP) harus mampu melihat situasi yang terjadi saat ini. Sehingga ada upaya agar pengadaan buku semester dua nanti lebih lancar. Apalagi, dana pembelian buku berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) masing-masing kabupaten/kota.

Advertisement

"Pengadaan di semester dua nanti diurus oleh kabupaten/kota masing-masing. Dengan demikian diharapkan tidak ada lagi keterlambatan pengadaan buku karena koordinasi dengan percetakan akan lebih mudah yakni hanya dengan masing-masing dinas pendidikan di kabupaten/kota. Itupun dengan syarat, LKPP pusat sudah menetapkan kontrak payung harga buku dan percetakan yang menang lelang sebelum semester baru dimulai," jelasnya.

Menurut Aji, jika kerja LKPP pusat juga terlambat, bisa jadi keterlambatan buku masih akan terjadi di semester mendatang. Disdikpora DIY sendiri akan bertindak sebagai perantara daerah dan pusat terkait pengadaan buku semester berikutnya.

"Buku pelajaran ini sebenarnya adalah buku paket yang nantinya akan menjadi inventaris sekolah. Kecuali bagi kelas satu dan dua SD. Buku ini menjadi hal milik siswa. Jadi bagaimanapun, buku harus tetap sampai ke sekolah karena tahun-tahun berikutnya akan digunakan lagi oleh adik-adik kelasnya," papar Aji.

Advertisement

Terpisah Kepala SMP Negeri 1 Panjatan, Kabupaten Kulonprogo Guryadi mengungkapkan pendistribusian buku di sekolahnya belum sepenuhnya tuntas. Untuk buku pegangan siswa, buku mata pelajaran Pendidikan Agama Islam belum dikirim. Lainnya, untuk buku pegangan guru juga belum sampai.

"Tapi tidak menjadi maslah serius dalam kegiatan pembelajaran. Yang penting siswanya sudah dapat buku, kalau guru kan tinggal mendalami materi lewat softcopy untuk selanjutnya disampaikan ke siswa," paparnya dimintai konfirmasi.

Advertisement
Advertisement
Mediani Dyah Natalia - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif