news
Langganan

Konsumsi Air Bersih 3 Kali Lipat Lebih Besar Selama Pandemi Covid-19 - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Nugroho Meidinata  - Espos.id News  -  Senin, 22 Maret 2021 - 21:28 WIB

ESPOS.ID - Talkshow Virtual Hari Air Sedunia yang diselenggarakan oleh Solopos pada Senin (22/3/2021). (Istimewa)

Esposin, SOLO -- Pandemi Covid-19 mengakibatkan konsumsi air bersih meningkat tiga kali lipat dibandingkan sebelum pandemi.

Hal tersebut diungkapkan oleh Staf Khusus Menteri PUPR Bidang Sumber Daya Air, Firdaus Ali dalam acara Talkshow Virtual Solopos yang bekerjasama dengan Djarum Foundation, PT Tirta Investama Klaten, PDAB Jawa Tengah dan PDAM Tirta Negara Sragen pada Senin (22/3/2021) malam.

Advertisement

Firdaus menjelaskan perilaku baru inilah yang membuat konsumsi air tiga kali lipat lebih besar selama pandemi. Di mana masyarakat sekarang lebih sering mencuci tangan, mandi, maupun membersihkan badan.

Baca Juga: Ikut Kegiatan Bersih-Bersih, Rian D'Masiv Ngarit di Kompleks Keraton Solo

Advertisement

Baca Juga: Ikut Kegiatan Bersih-Bersih, Rian D'Masiv Ngarit di Kompleks Keraton Solo

"Selama pandemi Covid-19 terjadi konsumsi air bersih tiga kali lipat lebih besar dibandingkan sebelum pandemi. Karena ada protokol kesehatan cuci tangan dan juga mandi semakin rajin. Dampak ini semakin terasa bahwa kita butuh air lebih banyak," terang dia dalam acara untuk memperingati Hari Air Sedunia itu.

Konsumsi air bersih yang terus meningkat ditambah ketersediaan air bersih yang kian hari mulai berkurang membuat pemerintah mencari solusi terhadap permasalahan tersebut.

Advertisement

Dalam acara bertajuk Hargai Air, Hargai Kehidupan tersebut, Firdaus mengatakan salah satu upayanya adalah dengan pembangunan waduk maupun bendungan sebanyak 65 di masa jabatan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Dalam enam tahun terakhir, Pak Jokowi-JK maupun Jokowi-Amin membuat keputusan yang spektakuler, yakni mau membangun infrastruktur di sumber daya air dengan membangun 65 bendungan. Itu belum cukup, ini masih jauh perjalanan kita. Tonggak sejarah kita ukir untuk menjaga kedaulatan air kita," tambah dia.

Baca Juga: Gegara Share Location, 3 Penjudi Remi di Jebres Solo Dikukut Polisi

Advertisement

Dari 65 bendungan yang ditargetkan, sudah ada 18 bendungan yang selesai dibangun. Dari 18 bendungan tersebut, kapasitas air yang dimiliki Indonesia pun bertambah 1,1 miliar meter kubik per detik.

Kapasitas air sebesar itu bisa mengairi sawah seluas 1.116 ha.

Baca Juga: Mayat Bayi Dibuang di Sragen Diduga dari Luar Kota

Advertisement

"2021 ini kita akan menyelesaikan 13 bendungan baru. Kita sudah mendekati perampungan-perampungan bendungan lain. Ini jadi tonggak sejarah kita mampu dalam waktu yang tak cukup lama bisa memperbaiki ketahanan pangan kita," imbuh dia.

Bahaya Sedimentasi

Dengan dibangunnya puluhan bendungan di beberapa tahun terakhir ini, Direktur Perencanaan dan Evaluasi Pengendalian Daerah Aliran Sungai Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Saparis Soedarjanto mengingatkan akan bahayanya sedimentasi.

"Kita membangun waduk besar ini hati-hati. Bagaimana dengan umur dan waktu? Kita negara dengan tingkat sedimentasi terbesar di dunia. Aspek topografi material, curah hujan yang tinggi, penggunaan lahan yang tidak benar. Terus juga mendorong adanya dekomposisi mineral," beber Saparis.

Baca Juga: Satgas Covid-19 Sukoharjo Kaji Uji Coba Sekolah Tatap Muka SMP

Terlepas dari itu, Firdaus dan Saparis mengimbau masyarakat untuk tetap bijak dalam konsumsi air bersih. Di momen tersebut, mereka mengajak masyarakat untuk tetap bijak dalam menggunakan air.

"Kita butuh meyakinkan pada diri kita untuk hemat air. Kita yakin bisa jadi orang menghargai air, terutama dalam konteks Hari Air Sedunia bagaimana kita menghargai air di kehidupan," pungkas Firdaus.

Baca Juga: Mayat Bayi Dibuang di Sragen Diduga dari Luar Kota

"Kelangkaan air sudah melanda kita. Ini kita [Indonesia] masuk di kategori cukup basah. Ini harus diperhatikan agar tidak menjadi luas. Dan hal tersebut tidak bisa diatasi oleh satu pihak karena ini aspek berbagai ruang," tutup Saparis.

Advertisement
Nugroho Meidinata - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif