by Dika Irawan Jibi Bisnis - Espos.id News - Sabtu, 11 April 2015 - 15:40 WIB
Esposin, JAKARTA -- Pernyataan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dalam pembukaan Kongres PDIP IV di Bali soal "penumpang gelap" pemerintahan Joko Widodo dan Jussuf Kalla (Jokowi-JK) membuat berbagai pihak mempertanyakan siapa yang dimaksud..
Pengamat politik dari pengamat politik Center for Strategic and International Studies (CSIS), Phillips J. Vermonte, berpendapat yang dimaksud Megawati sebagai penumpang gelap adalah penentang Jokowi saat Pilpres. Namun, merekamencari peluang ketika Jokowi-Jk berkuasa.
"Ada pihak atau orang yang saat pilpres lalu di posisi berseberangan, namun sekarang banyak mendapat keuntungan dari pemerintahan Jokowi," kata Phillips J. Vermonte dalam diskusi di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (11/4/2015).
Lebih jauh, Phillips J. Vermonte mengatakan penumpang gelap tersebut kini telah memperoleh keuntungan dengan menduduki jabatan strategis di pemerintahan. Mereka mendapatkan jabatan menteri, di kantor kepresidenan, hingga komisaris Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
"Itu yang dimaksud penumpang gelap," kata Phillps J. Vermonte.
Sementara itu, pengamat psikologi politik dari Universitas Indonesia Dewi Haroen menilai Presiden Jokowi akan merugi secara politis ketika bergantung dengan pihak yang berada di luar partai. Karena bagaimanapun, kata Dewi, dukungan politis yang sesungguhnya berasal dari partai.
"Harus ada yang membisikkan kepada presiden jangan terlalu terlena dengan itu," katanya.