by Uli Febriarni Jibi Harian Jogja - Espos.id News - Senin, 14 September 2015 - 15:00 WIB
Esposin, GUNUNGKIDUL -- Satu dari tujuh orang warga Dusun Seropan, Karangmojo, Bejiharjo, tewas akibat tertimpa batu saat mengeruk sebuah gua di Bukit Ngembong, Bejiharjo, Karangmojo, Gunungkidul, Senin (14/9/2015) pagi.
Berdasarkan keterangan seorang warga, Cipto Suratno, Senin, warga yang tewas akibat tragedi tersebut adalah Joparto, kakek berusia 70 tahun. Ia dan keenam rekan kerjanya mengeruk gua untuk menjadi sebuah objek wisata baru di kawasan Gua Pindul.
Salah seorang saksi yang merupakan cucu korban dan ikut masuk ke dalam gua, Eko Rudianto, mengatakan ia dan kakeknya, bersama lima orang lainnya [Sukiswanto, Kasno, Bambang, Kemi, dan Darmi] masuk ke dalam goa untuk melakukan pembersihan. Saat tanah yang ada di bawah batu sedang diambil, batu tiba-tiba runtuh dan menimpa Joparto.
"Melihat kakek saya tertimpa batu, saya langsung meminta tolong kepada warga, sekitar 20 orang warga bersama-sama melakukan evakuasi. Kakek langsung dilarikan ke Rumah Sakit Panti Rahayu, Kelor, namun sudah meninggal," terangnya.
Awalnya, lokasi tersebut akan digunakan untuk parkir. Namun karena warga menemukan lorong yang diduga goa, lorong itu kemudian dikeruk. Proyek pengerukan gua tersebut sudah berlangsung sejak setahun lalu.
"Kamis lalu, sudah ada tanda jika batu tersebut akan runtuh, posisi tanah ada di bawah batu [tanah menutupi batu]. Batu tiba-tiba jatuh dan menimpa tubuh Joparto, ia mengalami luka di tubuhnya, dan meninggal di lokasi," tuturnya.
Setelah kejadian, korban kemudian dibawa ke rumah sakit, dan selanjutnya diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan.
Pada kesempatan yang sama, Kapolsek Karangmojo, AKP Iriyanto, menjelaskan sampai saat ini pihaknya meminta keterangan kepada warga yang ikut melakukan pengerukan bersama Joparto sebagai saksi. Keterangan para saksi ini diperlukan untuk mengetahui kronologis, mengenai siapa yang bertanggung jawab penambangan tersebut. Joparto menjadi satu-satunya korban tewas karena tertimpa batu.
"Gua ditutup untuk waktu yang belum ditentukan, selama proses penyelidikan dilakukan. Kami juga perlu mengetahui apakah pengerukan goa memiliki izin atau tidak," jelasnya.
Penutupan lokasi kejadian dengan garis polisi juga untuk mengantisipasi ambrolnya tanah di sekitar goa, agar tidak membahayakan warga. Karena kondisi tanah masih labil.