by Newswire - Espos.id News - Rabu, 15 September 2021 - 00:59 WIB
Esposin, JAKARTA—Penyanyi yang kini anggota DPR Krisdayanti (KD) membeberkan betapa ”gurihnya" menjadi wakil rakyat.
Ia menerima banyak dana dengan nilai ratusan juta rupiah per bulan.
Ucapan mantan istri Anang Hermansah ini langsung mendapat respons dari sejumlah koleganya.
Baca Juga: Indonesia Tuan Rumah KTT G20, Apa Untungnya?
Baca Juga: Indonesia Tuan Rumah KTT G20, Apa Untungnya?
Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad memberikan klarifikasi berkaitan dengan besaran gaji hingga ratusan juta rupiah.
Dasco menegaskan anggota DPR tidak memakai uang reses dan uang kunjungan dapil untuk keperluan pribadi.
Menurutnya, uang tersebut digunakan anggota Dewan untuk program-program bagi konstituen.
Baca Juga: Jokowi Teken Perpres Atur Dana Abadi Pesantren
"Uang reses dan uang kunjungan dapil adalah uang untuk kegiatan-kegiatan di dapil dalam rangka menyapa konstituen. Membuat program-program untuk konstituen dan kunjungan di dapil, jadi itu uangnya nggak ke kita," kata Dasco.
Dia menegaskan dana reses dan dana dapil tidak dimakan sendiri oleh anggota Dewan.
"Uangnya itu untuk kegiatan di dapil, buat menggaji apa namanya tim di dapil, buat perjalanan, membuat kegiatan, seperti KD bilang kan selama Covid ya sembako kami kasih masker dan lain-lain dari uang itu. Itu bukan keperluan kami pribadi, apalagi kemudian dimakan sendiri," ujarnya.
Sebelumnya, Krisdayanti buka-bukaan soal gaji dan tunjangan yang diterimanya.
"Setiap tanggal 1 Rp 16 juta," ujar Krisdayanti saat berbincang di YouTube Akbar Faizal, seperti dilihat pada Selasa (14/9/2021).
Selain itu, Krisdayanti mengungkapkan perihal dana aspirasi. Anggota Komisi IX DPR itu mengaku menerima dana aspirasi Rp450 juta.
"Itu memang wajib untuk kita. Namanya juga uang negara. Dana aspirasi itu Rp450 juta, lima kali dalam setahun," ungkapnya.
Tak sampai di situ, Krisdayanti juga mengaku menerima uang untuk kunjungan ke daerah pemilihan, yang dilakukan saat masa reses. Uang kunjungan ke dapil ini diterima 8 kali setiap tahun.
"(Uang kunjungan ke dapil) Rp 140 juta. Itu 8 kali setahun," kata wanita yang akrab disapa KD itu.