by Sholahuddin Al Ayyubi Jibi Bisnis - Espos.id News - Jumat, 27 Maret 2015 - 23:30 WIB
Esposin, JAKARTA -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membenarkan pihaknya telah menyatakan berkas perkara Abdul Rauf, ajudan mantan Bupati Bangkalan Fuad Amin Imron, telah dinyatakan lengkap atau P21.
Seperti diketahui, Abdul Rauf ditetapkan sebagai tersangka KPK karena diduga terlibat dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi suap jual beli gas alam untuk pembangkit tenaga listrik di Gresik dan Gili Timur, Bangkalan, Madura, Jawa Timur.
Penegasan tersebut disampaikan Kepala Bagian Pemberitaan dan Publikasi KPK, Priharsa Nugraha saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat (27/3/2015). "Iya benar, hari ini masuk tahap dua," tuturnya.
Seperti diketahui, Ketua DPRD Bangkalan, Jawa Timur, Fuad Amin Imron, diduga menerima suap dari PT Media Karya Sentosa (MKS) terkait jual beli gas alam yang bermitra dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di Bangkalan, PD Sumber Daya. Aliran gas alam yang diterima PT MKS disuplai oleh PT Pertamina Hulu Energy West Madura Offshore.
KPK meyakini bahwa suap yang diberikan Direktur PT MKS, Antonio Bambang Djatmiko, kepada Fuad terjadi sejak Fuad masih menjabat sebagai Bupati Bangkalan pada 2007. PT Media Karya Sentosa (MKS) merupakan mitra perusahaan daerah Kabupaten Bangkalan, PD Sumber Daya, dalam menyalurkan gas yang dibeli dari PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore untuk pembangkit listrik tenaga gas di Gili Timur Bangkalan dan Gresik.
?Antonio Bambang Djatmiko, diduga menyuap Fuad terkait jual-beli gas alam oleh PT MKS yang bermitra dengan PD Sumber Daya dari PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore. Gas itu seharusnya dialirkan untuk pembangkit listrik, salah satunya untuk PLTG Gili Timur di Bangkalan.
Namun, gas tersebut diduga tidak pernah sampai ke PLTG itu. Pembangkit listrik diduga tak pernah mendapat aliran gas, tetapi PT MKS terus mendapatkan kontrak pembelian. Fuad Amin Imron yang pernah menjadi Bupati Bangkalan menerima jatah uang terima kasih.
KPK menangkap Fuad pada Selasa (2/12/2014) dini hari di rumahnya di Bangkalan. Pada saat penangkapan, KPK juga menyita tiga koper besar berisi uang lebih dari Rp 3 miliar yang diduga suap dari PT Media Karya Sentosa.