by Eka Chandra Septarini Jibi Bisnis - Espos.id News - Sabtu, 12 September 2015 - 17:37 WIB
Esposin, JAKARTA -- Pakar Komunikasi Politik Universitas Indonesia, Lely Aryanie, menilai apa yang dilakukan Direktur Utama (Dirut) Pelindo II, RJ Lino, sebagai bentuk komunikasi politik yang ingin menunjukkan kedekatan dengan pemegang kekuasaan.
Digesernya Komjen Pol. Budi Waseso dari kursi Kabareskrim dinilai sebagai efek dari sikap RJ Lino. "Apa yang dilakukan Lino adalah untuk menunjukkan kedekatan dia dengan penguasa. Nah, dengan menunjukkan kedekatan itu, dia berpikir bahwa dia bisa menggoyang seseorang dalam jabatan tertentu. Dan itu berhasil, Buwas turun," ujar Lely dalam diskusi bertajuk Pelindo Dibongkar Siapa Disasar di Cikini, Jakarta, Sabtu (12/9/2015).
Sikap RJ Lino yang menelepon Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Sofyan Djalil di depan awak media tersebut bisa menjadi beban bagi penguasa yang dihubungi. Namun, menurut Lely, hal tersebutlah yang disebut sebagai suatu bentuk bisik-bisik komunikasi politik.
"Ini seharusnya menjadi beban psikologis bagi penguasa yang ditelepon. Tapi kenapa tidak diselesaikan? Inilah yang namanya bisik-bisik komunikasi politik," tambah Lely.