news
Langganan

KASUS NARKOBA Solo Tertinggi di Jateng - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Oriza Vilosa Jibi Solopos  - Espos.id News  -  Minggu, 27 Mei 2012 - 21:12 WIB

ESPOS.ID - KAMPUNG BEBAS NARKOBA-Warga menempelkan stiker kampung bebas Narkoba di RW008 Reksoniten, Gajahan, Solo, Minggu (27/5). Sebelumnya telah dikukuhkan Satgas Anti Penyalahgunaan Narkoba yang bertugas sebagai penyuluh anti penyalahgunaan Narkoba, pengawas penggunaan dan membantu dalam rehabilitasi pecandu. (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

SOLO--Kota Solo mendapat predikat daerah dengan kasus narkoba tertinggi di Jateng pada 2009 dan 2011. Satuan Narkoba Polresta setempat mulai menggunakan metode bottom-up dalam menangani masalah itu.

Advertisement

Wakasat Narkoba Polresta Solo, AKP Edison Panjaitan, mengatakan sebanyak 152 kasus narkoba terjadi di Solo pada 2009. Sementara pada 2010, jumlah kasus menurun menjadi 122. Pada 2011, Edison mencatat terdapat 111 kasus narkoba di Solo.

“Pada 2009 dan 2011, Solo menduduki peringkat pertama se-Jateng. Untuk 2010, Solo peringkat dua,” katanya mewakili Kapolresta Solo, Kombes Pol Asjima’in dan Kasat Narkoba setempat, Kompol I Nyoman Garjita, saat dihubungi Esposin setelah kegiatan pembentukan Satgas Antinarkoba di Gajahan, Pasar Kliwon, Solo, Minggu (27/5/2012).

Edison menjelaskan salah satu masalah penggunaan narkoba itu terjadi di Semanggi. Dalam tiga tahun terakhir, sebutnya, kasus narkoba di daerah tersebut meningkat. “Memang meningkat dari 12 kasus, 22 kasus lalu 31 kasus. Tersangka setiap kasus bervariasi, ada yang lebih dari satu setiap kasusnya,” imbuhnya.

Advertisement

Lebih lanjut, Edison memaparkan kalangan pengguna itu meliputi pengguna murni, kurir maupun penjual. “Itu sudah komplet dari berbagai kategori,” tandasnya.

Dari masalah itu, Edison mengatakan muncul pemikiran penindakan hukum belum sepenuhnya membuat efek jera para pelaku. Baru-baru ini, konsep penanganan dengan melibatkan warga mulai digalakkan. “Angka-angka itu tak menjadi patokan. Hanya kami membuat terobosan yakni penanganan dari hati ke hati,” imbuhnya.

Hal itu, lanjut dia, diwujudkan melalui pembentukan satuan tugas (satgas). Setelah pembentukan di Semanggi, Maret lalu, pembentukan satgas dilakukan di Gajahan.

Advertisement
Advertisement
Anik Sulistyawati - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif