by Sunartono Jibi Harian Jogja - Espos.id News - Rabu, 31 Januari 2018 - 11:20 WIB
Harianregional.com, JOGJA-Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta (Aptisi) DIY Kasiyarno menyatakan keberatan dengan kebijakan pemerintah memberikan lampu hijau kepada perguruan tinggi asing untuk beroperasi di Indonesia.
Ia mengatakan, kampus asing akan masuk kategori kampus swasta di Indonesia. Padahal, persaingan perguruan tinggi swasta sangat berat dan hanya 40% yang dikategorikan sehat. Beberapa kampus yang sekarat pun harus dimerger. Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi sudah mengambil ancang-ancang untuk melebur 200-an kampus pada tahun ini.
Kebijakan itu merupakan bagian dari upaya memangkas perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, yang sekarang berjumlah 4.570 menjadi 3.500. Prinsip yang dipakai adalah ramping, tetapi berkualitas. Mengundang kampus asing membuka lembaga pendidikan di Indonesia justru bertentangan dengan semangat pemerintah mengurangi jumlah perguruan tinggi.
Baca juga : Kampus Asing Masuk, Kampus Kecil Kedodoran
Kasiyarno yang sekarang menjadi Rektor Universitas Ahmad Dahlan mengatakan, sampai sekarang belum jelas benar perguruan tinggi swasta seperti apa yang akan berkolaborasi dengan kampus asing. “Perguruan tinggi yang sudah berkembang tentu tidak akan serta merta bersedia diajak kerja sama. Seperti UAD enggak mungkin lah, kami kan punya visi misi sendiri,” kata dia.
Ketua Aptisi Budi Djatmiko menilai izin penyelenggaraan perguruan tinggi asing di Indonesia akan mengancam keberadaan perguruan tinggi yang sudah ada. Budi khawatir perguruan tinggi tingkat atas akan memangsa pasar perguruan tinggi menengah, sedangkan perguruan tinggi menengah akan memangsa pasar perguruan tinggi kecil. “Perguruan tinggi kecil yang menjadi korban, karena akan kehilangan pasar.”
Ketua DPR Bambang Soesatyo juga menolak kebijakan ini. Bambang memahami keinginan Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi di Indonesia. Namun, menggamit kampus asing tetap akan menimbulkan dampak tidak baik bagi perguruan tinggi yang sudah ada. “Kampus asing akan mengambil pasar perguruan tinggi yang ada di sini,” kata Bambang.