by Brand Content - Espos.id News - Kamis, 25 Juli 2024 - 18:25 WIB
Esposin, SOLO--Dosen Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik (FT) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Prof. Kun Harismah, menciptakan produk aromaterapi dengan kombinasi minyak atsiri dan minyak kelapa.
Produk tersebut sudah masuk terindeks di Science and Technology Index (Sinta) Kekayaan Intelektual bidang paten sederhana.
"Bahannya dari minyak atsiri atau essential oil. Minyak atsiri berasal dari ekstrak bagian tanaman yang aromanya enak, bisa dari daun, akar," kata Kun Harismah yang juga Kabid Inovasi & Produk Unggulan Lembaga Riset dan Inovasi (LRI) UMS pada Rabu (24/7/2024).
Dia menambahkan bahan lainnya yaitu minyak nabati, tambahnya, berupa minyak kelapa.
Dia menambahkan bahan lainnya yaitu minyak nabati, tambahnya, berupa minyak kelapa.
Kun Harsimah menerangkan Indonesia sebagai negara tropis kaya dengan kelapa yang bisa diolah santannya. "Kalau diuapkan menghasilkan minyak kelapa, atau proses yang lain dengan proses pancingan tanpa pemanasan nanti menghasilkan Virgin Coconut Oil (VCO)," jelasnya melalui keterangan resmi.
Menurutnya, minyak yang sudah dikenal sejak zaman nenek moyang yaitu minyak telon. Dinamakan minyak telon karena komponen campurannya ada tiga atau telu (dalam Bahasa Jawa). Komponen minyak telon, kata Kun, meliputi minyak kelapa, minyak kayu putih, dan minyak adas.
Selama ini, ungkapnya, minyak cengkeh yang disuling dari daun cengkeh hanya dijual curah, padahal jika dipisahkan dan diambil senyawa utamanya yang bernama eugenol, harganya bisa berlipat lebih mahal dari minyak cengkeh curah, dan kandungannya bisa mencapai sekitar 80% di dalam minyak cengkeh itu.
"Eugenol murni biasanya dipakai dokter gigi untuk menghilangkan rasa nyeri pada pasien sakit gigi. Dari manfaat itu kami modifikasikan untuk campuran pada minyak telon tadi sehingga lebih berkhasiat, bersama dengan mahasiswa membuat beberapa kandungan tadi menjadi aromaterapi," bebernya.
Ia juga memaparkan pada tahun 2022, Pemerintah Kota Solo melaksanakan program hilirisasi untuk menyempurnakan produk dari empat perguruan tinggi agar bisa dihilirisasikan. Dalam program tersebut, produk aromaterapi bikinannya didaftarkan paten dengan paten sederhana.
"Alhamdulillah sudah turun semenjak didaftarkan pada Juni 2023 sudah turun statusnya yaitu Diberi. Termasuk beruntung karena tidak ada satu tahun sudah dapat, status yang dipatenkan adalah komposisi dari aromaterapinya," paparnya.
Kun Harismah menguraikan pemasaran yang dilakukan yaitu diberikan sebagai suvenir pada saat pameran maupun konferensi. Dalam salah satu konferensi yang bertempat di Istanbul, dia menunjukkan produk tersebut kepada para peserta konferensi saat tampil sebagai pembicara tamu menjelaskan tentang VCO.