news
Langganan

Ini Dia 7 Makanan yang Disajikan saat Imlek, Tak Hanya Enak tapi Kaya Filosofi - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Aghniya Fitrisna Damartiasari  - Espos.id News  -  Jumat, 20 Januari 2023 - 17:52 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi pernik-pernik Imlek. (Freepik.com)

Esposin, JAKARTA -- Imlek menjadi momen yang ditunggu-tunggu masyarakat Tionghoa setiap tahunnya. Berbagai tradisi dijalankan oleh mereka guna menyambut Imlek, salah satunya momen berkumpul dan makan bersama dengan keluarga.

Biasanya tradisi ini dilakukan di kediaman keluarga yang dituakan seperti orang tua atau kakek dan nenek. Tradisi ini ternyata tak hanya dilakukan mempererat tali persaudaraan.

Advertisement

Sebaliknya, tradisi berkumpul dan makan bersama keluarga juga mempunyai makna dan filosofi lain. Terlebih pada sajian yang dihidangkan di atas meja.

Imlek menjadi perayaan besar bagi masyarakat Tionghoa. Tak heran jika berbagai jenis menu spesial dihidangkan saat memperingatinya. Masyarakat Tionghoa juga mempunyai hidangan utama yang menjadi hidangan pokok dalam menyambut datangnya Imlek.

Advertisement

Imlek menjadi perayaan besar bagi masyarakat Tionghoa. Tak heran jika berbagai jenis menu spesial dihidangkan saat memperingatinya. Masyarakat Tionghoa juga mempunyai hidangan utama yang menjadi hidangan pokok dalam menyambut datangnya Imlek.

Dikutip dari Indonesia.go.id, Rabu (18/1/2023), terdapat tujuh menu utama yang biasanya wajib dihidangkan saat perayaan Imlek. Masing-masing dari sajian tersebut mempunyai arti yang beragam.

Cara masyarakat Tionghoa dalam memberikan makna dalam sebuah sajian menggunakan metode fenotik. Metode ini dilihat dari bunyi, bentuk, dan simbol, maupun lainnya.

1. Ikan

Hidangan pertama yang disajikan saat Imlek adalah menu masakan ikan. Dalam bahasa Mandarin, ikan disebut Yu yang artinya limpahan rezeki. Biasanya, masyarakat Tionghoa memilih jenis ikan mas crucian untuk disajikan saat Imlek.
Advertisement

Tak ada ketentuan yang spesifik, berbagai jenis ikan maupun hidangan laut lainnya dapat disajikan saat Imlek. Menurut masyarakat Tionghoa, hidangan laut seperti udang, lobster,kepiting, maupun lainnya mempunyai makna kemakmuran.

Tak jarang dari mereka bahkan memilih ikan bandeng. Dalam bahasa Mandarin, bandeng disebut dengan liyu yang bunyinya serupa dengan li. Kata li memiliki arti hadiah.

Menjadikan bandeng sebagai santapan saat Imlek menjadi simbol harapan bahwa nantinya akan mendapat banyak hadiah di tahun yang baru.

2. Pangsit

Selain ikan, menu wajib lainnya adalah pangsit. Pangsit dalam bahasa Mandarin disebut jiaozi.
Advertisement

Secara fenotik, jiaozi berkaitan dengan harta kekayaan. Sajian ini berbentuk lonjong dengan ujungnya yang miring menyerupai perahu.

Konon, menyantap banyak pangsit saat Imlek dapat mendatangkan banyak rezeki.

3. Lumpia

Lain lagi dengan lumpia. Sajian yang juga tak boleh ketinggalan saat Imlek. Makanan ini menjadi simbol emas batangan sebagaimana bentuknya yang berwarna cokelat keemasan saat digoreng.

Menurut tradisi klasik, sebelum menyantap lumpia, orang yang dituakan akan mengucap kata-kata hwung-jin wan-lyang yang berarti satu ton emas.

4. Mi

Kemudian ada juga sajian mi yang mempunyai makna panjang umur karena bentuknya yang panjang.

5. Kue Moci

Tak ketinggalan juga kue moci dengan rasa manis dan legit. Kue moci disebut tangyuan dalam bahasa Mandarin yang memiliki kaitan dengan nilai kekeluargaan, kerukunan dan kebersamaan.

6. Kue Keranjang

Selain hidangan kue moci, rasanya bukan Imlek jika tanpa kue keranjang. Anda pasti sudah sering menemui penganan khas berbentuk bulat dan berwarna cokelat di berbagai pusat perbelanjaan saat mendekati Imlek.
Advertisement

Dalam bahasa Mandarin, kue keranjang disebut niangao. Kue tersebut biasanya disusun ke atas yang menjadi simbol bahwa setiap tahun maka semakin tinggi, meningkat, atau mengalami kemajuan.

7. Buah Jeruk

Sajian terakhir adalah buah jeruk. Jika memungkinkan, mereka bahkan akan mempersiapkan tiga jenis buah jeruk sekaligus untuk disajikan saat Imlek. Yakni jeruk keprok, jeruk kuning, dan jeruk pamelo atau jeruk Bali.

Warna kuning dari buah jeruk dianggap sebagai simbol kekayaan. Menurut bahasa Mandarin, jeruk keprok disebut cheng yang diartikan sebagai daya Tarik dan keberuntungan. Sedangkan jeruk pamelo disebut yo yang memiliki makna kemakmuran. Menarik, bukan?

Advertisement
Ponco Suseno - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif