by Muhammad Rizal Fikri Jibi Solopos.com - Espos.id News - Jumat, 30 Juni 2017 - 15:45 WIB
Esposin, MOSKOW – Virus tebusan atau bisa juga disebut ransomware Petya menyerang beberapa perusahaan multinasional di Rusia, Ukraina, India, Australia, dan Amerika Serikat. Ransomware penerus WannaCry ini disebut-sebut lebih berbahaya dan lebih kompleks dari WannaCry.
Dilansir Reuters, Rabu (28/6/2017), Petya melumpuhkan komputer dengan sistem operasi Windows dengan cara mengenkripsi semua data yang ada di sebuah komputer. Juru bicara perusahaan multinasional di bidang jaringan komputer, Juniper Networks menyatakan Petya bisa lebih berbahaya dari WannaCry. Hal itu dikarenakan saat komputer sudah terinfeksi Petya, komputer tersebut tak bisa digunakan untuk mengakses data atau program apapun dan tak bisa di reboot.
Ukraina
Ukraina
Petya dilaporkan mulai menyerang pada Selasa (27/6/2017). Laporan awal yang muncul berasal dari Ukraina dan Rusia. Dilansir The Guardian dari Kepolisian Siber Ukraina, serangan diduga berawal dari mekanisme pembaruan peranti lunak di bidang akuntansi yang digunakan perusahaan-perusahaan yang bekerja sama dengan Pemerintah Ukraina.
Perdana Menteri Ukraina, Pavlo Rozenko memberi keterangan, jaringan komputer di beberapa lini pemerintahan lumpuh, bank negara, dan perusahaan listrik negara di Ukraina juga terkena Petya.
Rusia
Di Rusia, salah satu produsen minyak mentah terbesar di dunia, Rosneft, terkena Petya dalam taraf parah. Namun hal itu dipastikan tidak mengganggu produksi minyak karena bisa berjalan dengan sistem cadangan.
Amerika Serikat
Raksasa periklanan asal Amerika Serikat, WPP, ikut terkena imbas ransomware Petya. Reuters mendapat keterangan dari pegawai yang tidak mau disebutkan namanya, kegiatan di kantor WPP harus dihentikan dan semua pekerja diminta untuk mematikan komputer.
India
Kegiatan angkut peti kemas di Terminal Peti Kemas Jawaharlal Nehru, Mumbai, India harus terganggu karena ransomware Petya. Sisi terminal yang berada di bawah pengelolaan perusahaan logistik asal Denmark, AP Moller-Maersk, harus mendata peti kemas secara manual.
Produsen kosmetik kulit Nivea, Beiersdorf dan perusahaan pembuat produk kesehatan Rekcitt Benckinser cabang India melaporkan beberapa jaringan komputer mereka positif diserang Petya.
Australia
Pabrik cokelat Cadbury cabang Australia harus menghentikan produksi Selasa kemarin. Petya menyebabkan sistem komputer di pabrik yang berlokasi di negara bagian Tasmania itu tak bisa beroperasi. Pabrik pusat Cokelat Cadbury, Mondelez International, tidak bisa memastikan kapan jaringan komputer di pabrik cabang Australia akan kembali normal.
Selain negara-negara tersebut, tim siber dari Kapersky Lab dan FireEye Inc sudah mendeteksi serangan di beberapa negara lain di Asia-Pasifik, namun sampai berita ini ditulis, Kamis sore pukul 16.00 WIB,belum ada detail negara yang dimaksud.