by Abdul Hamied Razak Jibi Harian Jogja - Espos.id News - Senin, 9 November 2015 - 22:20 WIB
Industri kreatif di Jogja semakin terapresiasi. Jamu dan minuman herbal kini bisa masuk mall
Harianregional.com, SLEMAN - Jamu dan minuman herbal tak lagi menjadi hidangan kelas menengah. Minuman tradisional dengan bahan-bahan alami tersebut kini sudah biasa dikonsumsi kalangan atas. Salah satunya, produk minuman herbal dan jamu godok Telaga Rasa asal Gamping, Sleman.
?Minuman herbal seperti wedang jahe, wedang secang, temulawak, bajigur dan sebagainya, bukan hal baru dalam masyarakat. Ramuan tradisional tersebut seringkali dijumpai di pasaran.
Minuman yang dihasilkan dari bahan baku tradisional tersebut memang menjadi salah satu minuman yang banyak digemari kalangan masyarakat menengah ke bawah.
Minuman yang dihasilkan dari bahan baku tradisional tersebut memang menjadi salah satu minuman yang banyak digemari kalangan masyarakat menengah ke bawah.
Seiring waktu, penggemar minuman tersebut saat ini pun berbeda. Ramuan minuman herbal tersebut kini tidak hanya dijajakan di warung-warung sederhana, tetapi juga merambah lokasi-lokasi elite seperti hotel, restoran dan mall. Tentunya, pengemasan hingga cara penyajiannya pun dibuat berbeda dengan kebanyakan.
Salah satunya, yang ditawarkan pengusaha asal Gamping, Sleman, Mukhlis Hari Nugroho. Pemilik CV Anugerah Sukses Mandiri ini selain terus memproduksi jamu dan minuman herbal juga mengembangkan bisnisnya dengan membuka Kafe Telaga Rasa di Jogja City Mall. Kafe ini menjual jamu dan minuman herbal yang diproduksi sendiri oleh Mukhlis.
"Untuk Jamu godok harga Rp30.000 per kotak. Setiap kotak rata-rata berisi lima bungkus," ujar Aziz saat ditemui Harian Jogja di sela-sela pameran produk UKM di Plaza Ambarrukmo, Minggu (8/11/2015).
Kafe Telaga Rasa sendiri, katanya, berdiri sejak April 2015 lalu. Sementara ini, kafe yang khusus menjual minuman herbal dan jamu itu baru beroperasi di satu lokasi. Ke depan, pihaknya juga akan mengembangkan sayap bisnisnya ke beberapa kota.
"Ada rencana pengembangan di Surabaya, Jawa Timur. Selain minuman herbal dan jamu, kami juga menawarkan oleh-oleh khas Sleman seperti kerupuk pare, beragam produk olahan belut, singkong, dan lainnya?," ujar Aziz.
Disinggung soal bahan-bahan jamu dan minuman herbal yang ditawarkan, Aziz mengaku semua dipasok dari wilayah DIY. Hanya beberapa bahan baku lainnya yang diambil dari luar DIY, seperti dari Temanggung.
Dalam sehari, bahan baku yang dihabiskan untuk membuat minuman herbal dan jamu antara 20 hingga 40 kg atau mampu menghabiskan bagan baku minimal satu ton dalam sebulan.
"Produk-produk yang dihasilkan, sementara waktu kami pasarkan di supermarket-supermarket di DIY dan Jawa Tengah. Ada pula pelanggan tetap yang kami layanani dari luar DIY, seperti Batam, Jakarta, Medan, Kalimantan dan Lampung," kata Aziz.
Pengiriman bahan baku minuman herbal dan jamu yang sudah diolah tersebut hampir dilakukan setiap bulan. Dalam satu bulan, pengiriman ke satu daerah bisa mencapai 50 kg. "Ada yang dalam bentuk kemasan, ada juga yang bahan baku jadi. Jadi pemesan sendiri yang melakukan packing," jelasnya.
Hingga kini, CV Anugerah Sukses Mandiri mempekerjakan setidaknya 15 orang. Jumlah tersebut belum termasuk tiga orang di Kafe Telaga Rasa.