by Ropesta Sitorus Jibi Bisnis - Espos.id News - Minggu, 6 November 2016 - 15:30 WIB
Esposin, JAKARTA -- Pelaku industri perhotelan menjadi salah satu pihak yang menanggung imbas demo 4 November 2016 yang digelar besar-besaran di Jakarta menuntut proses hukum terhadap Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Meski demikian, hal itu sudah diprediksi oleh pelaku usaha.
Menurut Chairman Jakarta Hotel Association Alexander Nayoan aksi demo tersebut membuat sejumlah calon tamu hotel membatalkan pesanan mereka untuk meeting maupun penginapan. "Saya dapat laporan dari rekan-rekan bahwa ada perusahaan yang membatalkan pesanan mereka untuk pekan depan dengan alasan faktor keamanan," katanya kepada Bisnis/JIBI, Minggu (6/10/2016).
Alexander menuturkan perusahaan asing yang sedianya akan melaksanakan kegiatan di Jakarta tersebut berasal dari Amerika Serikat (AS). Sayangnya, dia mengaku belum mengantongi informasi rinci mengenai jumlah tamu yang membatalkan pesanan.
Secara terpisah Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani mengatakan dampak buruk bagi bisnis perhotelan tersebut telah diprediksi sejak isu adanya aksi mulai merebak sepekan yang lalu. Dia mengakui sejumlah rencana kegiatan meeting pun dibatalkan menyusul kekhawatiran akan kondisi keamanan.
Sedangkan pembatalan pesanan kamar mayoritas dilakukan oleh tamu domestik dari luar Jakarta. Secara keseluruhan, dia menduga peristiwa ini tidak akan akan berpengaruh besar bagi kinerja omzet maupun tingkat okupansi hotel.
"Itu memang tidak bisa dihindari, tetapi overall, [efek demonstrasi] tersebut tidak terlalu besar. Sesuai prediksi, sampai jam 6 tidak ada kerusuhan," tuturnya.
Kendati demikian, Hariyadi menyayangkan aksi demo yang pada akhirnya menjadi ricuh jelang malam hari. Dia mendesak pemerintah untuk menepati janji segera memproses tuntutan pendemo, yakni dugaan penistaan agama yang dituduhkan kepada Ahok, maupun kepada Buni Yani yang menggunggah video sumber polemik itu.
Selain itu, Hariyadi juga mendesak polisi untuk mengusut aktor yang diduga ada di balik kericuhan tersebut sebagaimana yang disampaikan Presiden Joko Widodo pada saat jumpa pers. "Sejauh ini kami memandang demo yang lalu masih dalam batas aman. Tetapi pemerintah harus melakukan proses hukum secara transparan supaya ada ketenangan. Harus dicari siapa penggerak atau penyusup dalam kericuhan," tuturnya.