news
Langganan

Hujan Seharian, Gorontalo Diterjang Banjir Bandang - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia | Espos.id

by Newswire  - Espos.id News  -  Jumat, 1 Oktober 2021 - 20:00 WIB

ESPOS.ID - Sejumlah pengendara motor melintasi air banjir di Limboto, Kabupate Gorontalo, Gorontalo, Jumat (1/10/2021). ANTARA/Adiwinata Solihin

Esposin, GORONTALO — Hujan seharian yang terjadi di Kabupaten Gorontalo, Gorontalo membuat banjir bandang di wilayah itu, Jumat (1/10/2021).

Banjir bandang merendam wilayah Kecamatan Telaga Biru, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo.

Advertisement

Pantauan Antara, puluhan rumah dan jalan trans Sulawesi tergenang dengan ketinggian air mencapai 30 cm.

Lebih Besar

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gorontalo, Sumanti Maku mengatakan banjir kali ini lebih besar dibandingkan pekan lalu.

"Kami telah menurunkan tim reaksi cepat (TRC) untuk memeriksa lokasi mana saja yang terdampak banjir ini," ujar Sumanti.

Advertisement

"Kami telah menurunkan tim reaksi cepat (TRC) untuk memeriksa lokasi mana saja yang terdampak banjir ini," ujar Sumanti.

Banjir tersebut sempat membuat jalur lalu lintas di Kecamatan Limboto lumpuh karena derasnya air yang meluap hingga ke jalan raya.

Baca Juga: Video Viral Innova Terjang Banjir, Bagaimana Rumus Amannya? 

Advertisement

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Utara menyatakan sebanyak 1.853 jiwa mengungsi di dua titik pengungsian akibat banjir melanda daerah itu.

Mengungsi

"Banjir mulai surut. Namun, 1.853 jiwa warga terdampak banjir masih mengungsi karena air menggenangi rumah mereka dengan ketinggian hingga 60 centimeter," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Aceh Utara Murzani di Lhokseumawe, Jumat.

Sebelumnya, sejumlah desa di beberapa kecamatan di Kabupaten Aceh Utara dilanda banjir menyusul jebolnya tanggul Krueng (sungai) Pase akibat hujan lebat yang mengguyur di wilayah itu.

Murzani mengatakan warga terdampak banjir yang bertahan di pengungsian tersebut berasal beberapa desa di Kecamatan Samudera dan Kecamatan Geureudong Pase.

Advertisement

Adapun warga yang mengungsi tersebut yakni di Kecamatan Samudera di antaranya Desa Mancang dengan pengungsi sebanyak 380 kepala keluarga atau 1.200 jiwa.

Baca Juga: Tersantai di Dunia, Resepsi Pernikahan Ini Digelar Saat Banjir 

Dan Desa Tanjong Awe sebanyak 160 kepala keluarga atau 640 jiwa.

Advertisement

Sedangkan di Kecamatan Geureudong Pase, yakni Desa Dayah Seupeung terdiri tiga kepala keluarga atau 13 jiwa.

"Mereka mengungsi ke rumah kerabat," kata Murzani.

Murzani mengatakan jebolnya tanggul Krueng Pase berdampak banjir terhadap lima kecamatan yakni Kecamatan Samudera, Geureudong Pase, Matang Kuli, Pirak Timu, dan Kita Makmur.

Banjir terparah terjadi di Kecamatan Samudera dan Kecamatan Geureudong Pase. Sementara di tiga kecamatan lainnya, ketinggian air tidak terlalu tinggi dan tidak terjadi pengungsian.

"Selain merendam ratusan rumah, banjir juga merendam sejumlah sekolah hingga aktivitas sekolah lumpuh total. Banjir juga sempat menggenangi badan jalan nasional, namun genangan sudah surut," kata Murzani.

 

Advertisement
Abu Nadzib - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif