by Akhirul Anwar Jibi Bisnis - Espos.id News - Rabu, 9 Juli 2014 - 07:50 WIB
Peringatan itu ia kemukakan karena berdasarkan laporan beberapa lembaga survei, selisih perolehan suara kedua capres-cawapres peserta Pilpres 2014 tipis. Selisih perolehan suara itu diprediksi berkisar di bawah 5%, sehingga dikhawatirkan muncul gugatan dari pihak yang kalah.
Satu hari menjelang pelaksanaan Pilpres 2014, Selasa (8/7/2014), menurut dia masih sulit untuk memprediksi siapa yang bakal unggul dalam pencoblosan Pilpres, Rabu (9/7/2014). Namun masih ada ruang gerak memperlebar jarak suara kedua pasangan dengan cara memperebutkan suara mengambang yang disinyalir masih berkisar 7,5% hingga 10%.
“Kalau saya lihat masing-masing pihak berpeluang menang, hasil survei jaraknya tipis, kecil. Keduanya bisa menang dengan menaklukkan undecided voters sekitar 7,5% sampai 10% yang menentukan,” katanya.
Golongan undecided voters mayoritas berasal dari pemilih muda yang sampai H-1 pemungutan suara belum menentukan pilihan. Jika ingin memenangkan pasangannya otomatis para tim sukses capres-cawapres harus meraih angka 10% untuk memperlebar jarak dengan memberikan informasi secara masif tentang visi misi kandidat.
Heri memprediksi kalaupun keluar satu pemenang pilpres selisihnya tidak jauh dari angka 5% tetapi diharapkan jarak tersebut sebaiknya lebih besar agar tidak memicu kericuhan. “Harapan kita 7% sampai 10% biar semuanya berlangsung dengan aman. Saya berdoa tidak di bawah 5%,” katanya.