news
Langganan

Hari Pertama Masuk Sekolah, SDN Carangan Solo hanya Mendapat 4 Siswa Baru - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Dhima Wahyu Sejati  - Espos.id News  -  Senin, 22 Juli 2024 - 12:17 WIB

ESPOS.ID - Suasana SDN Carangan Solo, Baluwarti, Pasar Kliwon, Solo pada hari pertama masuk sekolah, Senin (22/7/2024). (Solopos.com/Dhima Wahyu Sejati)

Esposin, SOLO—Memasuki hari pertama sekolah, Senin (22/7/2024), SDN Carangan Solo, Baluwarti, Pasar Kliwon, hanya mendapatkan empat siswa baru yang duduk di kelas I.

Kepala SDN Carangan Solo, Martono, mengatakan pada tahun ajaran 2024/2025 ini, sekolah yang dia pimpin itu mendapatkan empat siswa kelas I. Dua siswa dari jalur Afirmasi, satu siswa dari jalur zonasi, dan satu siswa mendaftar secara luring atau offline.

Advertisement

“Siswa baru untuk kelas I ada empat, kalau kelas III ada siswa pindahan satu. Jadi ada lima siswa baru, tahun ini,” kata dia ketika ditemui Esposin di kantornya, Senin (22/7/2024).

Martono menyebut penyebab SDN Carangan Solo minim siswa lantaran jumlah anak usia sekolah di lingkungannya sangat sedikit. 

Advertisement

Martono menyebut penyebab SDN Carangan Solo minim siswa lantaran jumlah anak usia sekolah di lingkungannya sangat sedikit. 

Dia mengatakan berdasarkan survei dari Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) setempat, hanya ada 21 anak usia sekolah yang akan masuk SD.

“Satu kelurahan Baluwarti itu anak usia sekolah hanya 21 anak. Itu di dalam [tembok] Keraton. Itu dibagi SD Sunan Kalijaga, SD Kasatrian, SD Muhammadiyah 21, SD Muhammadiyah 24, di selatan SDN Gading, ke utara SDN Kauman, ke barat SD Muhammadiyah 2. Nah dibagi sekian banyak,” kata dia.

Advertisement

“Rumah pojok situ [di luar tembok Keraton] harus memutar, akhirnya pada tidak mau. Pilih cari sekolah yang aksesnya lebih mudah,” kata dia. 

Selain faktor jumlah anak usia sekolah, keberadaan SD swasta di sekitar juga mempengaruhi. Kecenderungan orang tua siswa mendaftarkan anaknya ke SD swasta.

“Swasta itu sekarang seperti diberi kebebasan, mereka mau merekrut siswa pada Januari sudah bisa dan tidak pakai sistem zonasi. Secara dana mereka bisa menarik SPP dan mendapatkan BOS [Bantuan Operasional Sekolah],” kata dia.

Advertisement

Kebebasan sekolah swasta mencari sumber keuangan berimbas pada sarana dan prasarana yang memadai. Lalu Martono menyebut sumber belajar atau buku sekolah lebih beragam sehingga memudahkan siswa belajar. “Kalau [sekolah] negeri tidak boleh pakai buku LKS,” kata dia.

Dia pernah membicarakan wacana ke Pemerintah Kota (Pemkot) Solo agar SDN Carangan dilakukan regrouping. Namun, dia mengatakan hal itu tidak mungkin terjadi, sebab menurutnya di Kelurahan Baluwarti hanya ada satu sekolah negeri, yakni SDN Carangan.

“SDN Carangan Solo hanya satu-satunya SD negeri di kelurahan Baluwarti, itu harus tetap berdiri. Masa, satu kelurahan tidak ada sekolahnya,” kata dia.

Advertisement

Saat ini pihaknya sedang Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) pada hari pertama masuk di halaman sekolah setempat, Senin (22/7/2024). Martono mengatakan rencananya MPLS dilaksanakan selama satu pekan.

Martono mengatakan selama ini sudah menjalankan pembelajaran sesuai aturan Dinas Pendidikan Kota Solo.  

Advertisement
Ahmad Mufid Aryono - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif