news
Langganan

HARGA DAGING SAPI di Solo Tembus Rp95.000/Kg - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia | Espos.id

by Hijriyah Al Wakhidah Jibi Solopos  - Espos.id News  -  Minggu, 30 Juni 2013 - 01:15 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi daging sapi (Dok/JIBI/Solopos/Antara)

Ilustrasi daging sapi (Dok/JIBI/Solopos/Antara)

SOLO—Harga daging sapi tingkat eceran di pasar tradisional Kota Solo tembus Rp95.000 per kilogram.

Advertisement

Harga ini naik signifikan dibanding harga daging sapi tertinggi sepanjang tahun lalu yang mencapai Rp80.000 per kilogram. Salah seorang pedagang daging sapi di Pasar Legi, Ratna, menyampaikan kenaikan harga daging sapi dipicu minimnya pasokan daging sapi di pasaran. Diperkirakan, memasuki bulan Puasa nanti harga daging akan semakin tinggi dan berpotensi tembus Rp100.000 per kilogram.

“Mau Puasa biasanya akan naik lagi. Sekarang saya jual Rp90.000 per kilogram, kalau eceran bisa Rp95.000 per kilogram. Sudah harganya naik, pasokan minim,” kata Ratna, Sabtu (29/6/2013).

Menurut dia, kenaikan harga daging sapi tersebut tidak ada kaitannya dengan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Karena, menurutnya, kenaikan biaya transportasi tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap kenaikan harga komoditas tersebut. “Kalaupun biaya transportasi naik tetapi pasokan melimpah, harga tetap bisa terkendali. Ini persoalannya pasokan daging sapi sedang sangat minim, jadi harga naik,” ujar Ratna.

Advertisement

Selain daging sapi, harga beras juga mulai merangkak naik. Menurut pedagang beras di Pasar Legi, Tarti Rifai, pascakenaikan harga BBM harga beras naik Rp200 per kilogram. Lagi-lagi dia menyebutkan, kenaikan harga lebih disebabkan karena pasokan beras di pasaran mulai berkurang.

Saat ini, kata dia, harga beras C4 kembali menyentuh Rp8.000 per kilogram. kemudian beras IR64 berkisar Rp7.500 per kilogram.

Dari informasi yang dihimpun Espos dari sejumlah pedagang kebutuhan bahan pokok di Pasar Legi, pascakenaikan harga BBM ini harga kebutuhan bisa dikendalikan asal pasokannya cukup. Kendati demikian, Anggota DPR RI Komisi VI, Aria Bima, saat menggelar Sidak di Pasar Legi Sabtu kemarin menyebutkan kenaikan ongkos distribusi barang turut memberikan kontribusi terhadap kenaikan harga kebutuhan pokok, khususnya produk olahan industri.

Advertisement

Harga kebutuhan pokok yang mengalami kenaikan selain daging sapi dan beras antara lain gula pasir, garam, bawang merah dan bawang putih. Gula pasir yang semula Rp10.500 per kilogram sekarang mencapai Rp11.000 per kilogram. Harga garam naik Rp1.000 dari Rp5.300 per kilogram menjadi Rp6.300 per kilogram. Bawang merah impor naik dari Rp10.000 per kilogram menjadi Rp12.000 per kilogram. Sementara, bawang merah lokal naik dari Rp20.000 per kilogram menjadi Rp22.000 per kilogram.

Bawang putih naik dari Rp13.000 menjadi Rp13.500 per kilogram. Menurut pedagang bawang putih, Suwarjo, kenaikan harga bawang putih itu juga disebabkan karena distribusi bawang putih impor tidak lancar. “Banyak bawang putih impor yang masih tertahan di Surabaya. Menurut saya, naiknya ongkos transportasi tidak akan berpengaruh kalau pasokan lancar dan melimpah.”

Dengan demikian, Aria Bima mulai menyoroti bahwa peningkatan suplai komoditas dengan membuka kran impor komoditas yang diatur seperti bawang merah, bawang putih, hortikultura dan daging sapi, merupakan bentuk kepanikan dari pemerintah terhadap kebijakan kenaikan harga BBM.

Pemerintah diminta segera melakukan tindakan semacam operasi pasar untuk mengurangi ulah spekulan. “Apalagi ini mau Lebaran,” kata Aria.

Advertisement
Rini Yustiningsih - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif