by Asiska Riviyastuti Jibi Solopos - Espos.id News - Jumat, 5 September 2014 - 05:31 WIB
Branch Manager (BM) Bank Mutiara Solo, Ekagara Rendra Kusuma, menyampaikan permintaan uang riyal meningkat tajam pada dua pekan hingga tiga pekan sebelum pemberangkatan jemaah calon haji kloter pertama. Menurut dia, saat ini permintaan sudah mulai menurun dan berangsur normal. Namun jika dibandingkan penukaran hari biasa, saat ini masih cukup tinggi, naik sekitar dua kali lipat dari biasanya.
Ekagara menilai penukaran uang yang dilakukan jauh hari sebelum pemberangkatan karena calhaj takut kehabisan uang pecahan kecil. Hal ini karena calhaj biasanya memilih menukarkan uang pecahan kecil jika dibandingkan pecahan besar. Menurut dia, hal itu terjadi karena pecahan uang kecil tersebut untuk memberi sedekah ketika di Tanah Suci.
“Pecahan kecil seperti 1 riyal, 5 riyal dan 10 riyal yang paling banyak dicari calon haji karena untuk memberi sedekah. Sedangkan pecahan besar seperti 50 riyal, 100 riyal dan 500 riyal biasanya digunakan untuk membeli oleh-oleh,” ungkap Ekagara saat ditemui wartawan di Bank Mutiara Solo, Kamis (4/9/2014).
Menurut dia, untuk kebutuhan sehari-hari calhaj sudah disiapkan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH). Oleh karena itu, rata-rata calhaj hanya menukarkan uang 1.000 riyal-2.000 riyal. Namun diakuinya selain calhaj, beberapa biro haji dan penyedia jasa penukaran uang juga ikut menukarkan uang di bank tersebut dengan kurs Rp3.500 per riyal.
Bukan Living Cost Sejumlah bank yang membuka counter di Asrama Haji Donohudan Boyolali juga diburu calhaj, seperti Bank Muamalat, BRI dan Bank Jateng. Petugas Money Changer Counter BRI di Donohudan, Bayu Nur Rohman, menuturkan kebanyakan yang dicari adalah uang pecahan kecil. Hal ini karena untuk uang pecahan besar, biasanya sudah disediakan PPIH melalui living cost senilai 1.500 riyal yang terdiri atas dua lembar 500 riyal, empat lembar 100 riyal dan dua lembar 50 riyal.
Petugas Harian Counter Penukaran Uang Bank Muamalat di Asrama Haji Donohudan, Dewi Puspita, menyampaikan biasanya calhaj tidak menghitung jumlah uang riyal yang ditukarkan tapi disesuaikan dengan anggaran yang dimiliki. “Misalnya calhaj tukar Rp500.000, mereka [calhaj] tidak terlalu memperhatikan mendapat berapa riyal, yang penting mereka bisa mendapat uang pecahan kecil. Kurs yang kami tetapkan adalah Rp3.800 per riyal,” tuturnya.