Anggito yang kala itu baru saja melaksanakan ibadah umrah itu mengaku mendapat laporan banyak anggota jemaah calon haji Indonesia yang tersesat di Masjidil Haram. “Ketika tadi keluar lewat [pintu] Marwah, tidak ada petugas. Saya langsung perintahkan Sektor Khusus dan Sektor 3 untuk menambah jumlah petugas,” kata Anggito sebagaimana dikutip Kemenang.go.id.
Anggito menegaskan, dalam satu-dua hari ke depan, petugas di Masjidil Haram akan ditambah, khususnya untuk mencegat jemaah yang tersesat serta posko-posko yang rawan dan lemah pengawasannya. Petugas yang akan ditambahkan, kata Anggito, akan diambil antara lain dari Madinah yang sudah tidak ada jemaah karena semuanya sudah berada di Mekah.
Terkait dengan semakin dekatnya puncak kegiatan ibadah haji sehingga kondisi di Mekah, terutama Masjidil Haram semakin padat, Anggito mengimbau jamaah, terutama yang lanjut usia, tidak datang ke Masjidil Haram. “Lansia tidak perlu ke Masjidil Haram, tidak ada transportasi, salat di masjid-masjid dekat pondokan saja, pahalanya sama karena tanah haram itu tidak hanya Masjidil Haram,” katanya.
Anggito mengatakan, pada H-5 menjelang wukuf di Arafah adalah masa-masa paling padat di Masjidil Haram. Jamaah Indonesia bisa terdesak karena bus shalawat (pemondokan–Masjidil Haram PP) tidak bisa dimanfaatkan satu negara, tetapi bersama jemaah negara lain.